Sumber: Kompas.com | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menikmati secangkir kopi atau teh merupakan salah satu budaya orang Indonesia yang sudah mendarah daging.
Agar kian nikmat, kopi atau teh biasanya ditambahi pemanis. Untuk saat ini, gula batu sering digunakan untuk keperluan tersebut, karena dianggap lebih nikmat.
Bahkan ada yang beranggapan lebih sehat daripada gula pasir. Benarkah demikian?
Sebenarnya, baik gula pasir, gula batu ataupun jenis gula lainnya, jika dikonsumsi secara berlebihan maka tetap saja berisiko menuntun seseorang menuju kelebihan berat badan dan/atau obesitas.
Hingga pada akhirnya, berujung pada meningkatnya peluang terkena diabetes tipe 2.
Untuk mengetahui apakah benar gula batu lebih sehat daripada gula pasir, maka deretan fakta di bawah ini patut untuk perhatikan.
1. Bahan dasar gula batu
Bahan yang digunakan untuk membentuk gula batu merupakan larutan gula cair jenuh. Larutan tersebut kemudian dikristalisasi sehingga kemudian menghasilkan gula yang keras layaknya batu.
Maka, pemanis tersebut kemudian kita namai dengan nama gula batu.
2. Kandungan nutrisi
Karena berasal dari substansi yang sama, maka kandungan nutrisi yang dikandung gula batu hampir sama dengan gula pasir, yaitu jenis gula sukrosa.
Dalam 100 gram gula pasir misalnya, terdapat karbohidrat sebanyak 99,98 gram. Sementara dalam 100 gram gula batu, karbohidratnya ada dalam jumlah 99,70 gram.
Angka yang tidak jauh berbeda tersebut menegaskan bahwa level lebih sehat gula batu daripada gula pasir pada penderita diabetes, masih layak dipertanyakan.
Penelitian menunjukkan, baik jumlah dan jenis karbohidrat dalam makanan mempengaruhi kadar gula darah.
Melihat kedua fakta mengenai gula pasir dan gula batu di atas, maka faktor kunci sehat tidaknya kedua jenis gula di atas adalah jumlah yang dikonsumsi.
Sebagaimana yang disarankan lembaga kesehatan dunia (WHO), konsumsi gula yang aman bagi kesehatan tubuh yaitu maksimal 50 gram, atau setara dengan empat sendok makan setiap hari.
Jika ingin mendapat manfaat tambahan, maka jumlah yang harus dibatasi adalah setengahnya atau 25 gram saja setiap hari.
Hidup sehat
Permasalahannya adalah saran dari WHO tersebut sangat susah untuk dilaksanakan.
Lihat saja aneka minuman dan makanan ringan yang tersaji di meja saat menemani lembur atau menonton televisi.
Jarang sekali minuman dan makanan ringan tersebut lepas dari pemanis, baik yang berasal dari gula pasir maupun gula batu.
Padahal, untuk menemani waktu-waktu tersebut, ada cara yang lebih sehat untuk mendapatkan rasa manis dari minuman dan camilan.
Nah, bilamana kita sedang sangat ingin mengonsumsi makanan atau minuman manis, bisa mencoba mengganti gula pasir atau gula batu dengan pemanis buatan atau pemanis rendah kalori lain.
Pemanis jenis ini, meski rendah kalori dan rendah karbohidrat, tetap tidak akan mengurangi manisnya minuman atau makanan.
Bagi penderita diabetes, pemanis buatan yang rendah kalori dapat membantu dalam menjaga stabilitas kadar gula darah dalam tubuh.
Penting juga diingat, selain menjalani gaya hidup sehat dengan menu makanan seimbang, kita perlu berolahraga setidaknya 30 menit per hari, dan dilakukan lima kali seminggu.
Aktivitas ini berguna untuk menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Artikel ini tayang di Kompas.com berjudul Ternyata, Gula Batu Tak Lebih Sehat Dibanding Gula Pasir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News