Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Penderita diabetes tipe dua yang mengalami gejala depresi dipengaruhi oleh menurunnya tingkat aktivitas fisik. Kesimpulan tersebut didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Universitas Leicester.
Asal tahu saja, Depresi merupakan kondisi yang umum diderita oleh para penderita. Dan, aktivitas fisik merupakan salah satu kunci kesehatan untuk mereka.
Baca Juga: Penyanyi Ashanty terserang autoimun, ini penyebab dan gejalanya
Para ilmuwan tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan gejala depresi dengan aktivitas fisik (penderita diabetes tipe dua).
Mereka mempalajari data-data yang dihasilkan dari dua penelitian yakni Walking away from diabetes type two dan Let's prevent diabetes type two. Sekedar info, penelitian tersebut melibatkan sekitar 1.100 peserta.
Penelitian tersebut membandingkan antara peserta yang mendapatkan tekanan untuk meningkatkan jumlah aktivitas (jalan kaki) dengan orang-orang yang tidak mendapatkan tekanan.
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan sistem skor untuk menilai tingkat gejala depresi. Uji coba tersebut dilakukan selama tiga tahun.
Hasilnya, sekitar 11% dari total peserta menunjukkan gejala depresi ringan sampai berat pada periode awal penelitian. Mereka yang mengalami gejala depresi diketahui kurang melakukan aktivitas fisik. Sedangkan, mereka yang meningkatkan aktivitas fisik (592 langkah kaki per hari) dinyatakan tidak mengalami gejala depresi,
Selain itu, para ilmuwan juga mengamati hubungan tingkat depresi dengan aktivitas fisik yang dilakukan per hari. Hasil penelitian menunjukkan ketika level depresi naik satu poin berhubungan dengan penurunan aktivitas 99 langkah kaki per hari.
Baca Juga: Benarkah rokok elektrik bisa membuat lebih mudah berhenti merokok?
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa seseorang yang mendapatkan tekanan untuk melakukan aktivitas fisik dapat mengurangi beban depresi. Namun, kesimpulan ini perlu dikonfirmasi dengan penelitian yang menguji tekanan tersebut.
Sekedar info, penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal Diabetes Care.
Sumber : Diabetes.co.uk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News