kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Terapkan DSME jika divonis diabetes


Kamis, 05 November 2015 / 16:20 WIB
Terapkan DSME jika divonis diabetes


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Diabetes tak hanya menyerang orang tua, tapi anak muda hingga remaja juga bisa terkena.

Namun, tak perlu risau jika dokter memvonis Anda terkena diabetes.

Diabetes bukan berarti hidup menjadi penuh batasan dan tak sempurna.

“Vonis diabetes bukanlah akhir dari dunia. diabetes adalah penyakit yang bisa dikelola. Semakin baik penanganan dan pengelolaannya, penyandang diabetes akan tetap dapat hidup layaknya orang sehat lainnya,” ujar Wismandari Wisnu, ahli penyakit dalam dari divisi Metabolik Endokrin FKUI-RSCM dalam acara 24th Jakarta Diabetes Meeting 2015 di Jakarta (04/11).

Menurut Wismandari, tata laksana diabetes sebagai penyakit kronik masih belum maksimal.

Karena itu, penyandang diabetes perlu mendapat diabetes Self -Management Education (DSME) dan diabetes Self -Management Support (DSMS).

Tujuannya, untuk mendukung penyandang diabetes mengambil keputusan, berperilaku peduli terhadap diri sendiri, mampu memecahkan masalah, dan berkolaborasi aktif dengan tenaga kesehatan agar perbaikian klinis dapat tercapai.

“Yang penting dilakukan oleh dokter adalah memberikan materi edukasi pada pasien tentang diabetes, keseimbangan nutrisi, aktivitas fisik rutin, terapi farmakologi, dan pemantauan kadar glukosa darah,” jelas Wismandari.

Pemantauan gula darah yang terstruktur dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

Dengan begitu, pasien dapat menyesuaikan makanan, aktivitas fisik, dan dosis obat untuk mencapai kontrol glikemik yang lebih baik, tentunya juga dalam pantauan dokter.

“Misalnya, hasil cek gula darah mandiri dengan glukosameter menunjukkan level di bawah normal. Pasien harus tahu kalau ini hipoglikemia, sehingga ia bisa langsung konsumsi makanan manis untuk meningkatkan gula darahnya ke level normal. Begitupun dengan konsumsi obatnya. Dengan cara ini, diabetes bisa dikelola dengan tepat,” ungkap Wismandari.

Hasil penelitian UK Prospective diabetes Study menunjukkan bahwa, setiap penurunan 1% HBA1c mampu menurunkan risiko kematian karena diabetes hingga 21%.

“HBA1c adalah gambaran rata-rata kadar gula darah dalam 3 bulan. Karena itu, sangat penting memantau kadar gula darah secara rutin bagi penyandang diabetes,” jelas Budiman Darmowidjojo, Ketua Jakarta Diabetes Meeting 2015.

Wismandari menambahkan bahwa, pemantauan glukosa darah mandiri adalah salah satu komponen penting terapi modern diabetes melitus.

“Ini sangat direkomendasikan pada setiap pasien diabetes agar tercapai kontrol kadar glukosa dalam darah dan mencegah kadar glukosa dalam darah terlalu rendah ataupun terlalu tinggi,” jelasnya

(Bestari Kumala Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×