Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2-4 di Jawa dan Bali hingga 13 September 2021. Kemudian, tempat ibadah di daerah berstatus level 3 dan level 4 sudah diperbolehkan dibuka dengan jumlah 50% dari kapasitas maksimal.
Nicholas Laurencius selaku Wirausaha Minuman yang tinggal di Kemanggisan, Jakarta, menyambut baik diperbolehkan tempat ibadah dibuka kembali. Karena yang pastinya rindu juga buat berdoa datang secara langsung sehingga lebih khusyuk juga dan feel-nya beda memang untuk ibadah secara online maupun offline yakni langsung.
Menurutnya selama protokol kesehatan dijalankan dengan maksimal, adanya pembatasan jarak dan juga gaya hidup bersih dijalankan, melakukan ibadah langsung di tempat ibadah rasanya baik-baik saja ditambah juga sekarang sudah mulai banyak masyarakat yang sudah divaksin.
Nicholas menyampaikan, mungkin lebih kepada masukan buat tempat ibadah lebih selektif, misalnya mengkhususkan jemaat yang sudah divaksin minimal dosis 1 atau yang pernah kena covid dan sudah sembuh dalam jangka waktu 3 bulan belakangan. Dikarenakan menurutnya orang yang sudah pernah terpapar covid-19 antibodinya jauh lebih bagus ketimbang yang belum pernah terpapar covid-19.
“Saat melakukan ibadah langsung yang dilakukan pastinya jaga jarak, tetap menggunakan masker double selama jalannya ibadah dan sebisa mungkin tidak banyak berkontak langsung dengan orang sekitar. Saya pribadi prefer ke tempat ibadah langsung sih, vibes-nya beda kalo doa secara langsung di rumah Tuhan,” ucap Nicholas kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).
Baca Juga: Masa puncak kasus lonjakan Covid-19 terlewati, masyarakat diminta tetap waspada
Nicholas melanjutkan, untuk melakukan ibadah langsung yang pasti harus mengecek kondisi pribadi apakah sehat atau tidak. Bila sehat, maka ibadah langsung di tempat dan melakukan protokol kesehatan yang maksimal. Agar jangan sampai nanti berniat baik untuk berdoa tetapi malah jadi pembawa virus covid-19 buat orang di sekitar yang beribadah nantinya.
“Saya ibadah di gereja Maria Bunda Karmel Paroki di Tomang, biasanya untuk ibadah 1 minggu 1x,” ungkapnya.
Selain itu, Hendy Suryadi selaku Karyawan Swasta yang tinggal di Cengkareng, Jakarta, berpendapat bahwa jujur untuk perihal ini antara setuju tidak setuju ya, soalnya masih merasa takut karena covid-19, padahal dari lubuk hati terdalam ingin melakukan ibadah langsung agar khusyuk.
Namun, secara keseluruhan memang lebih setuju untuk sementara ini dibatasi dulu ya tempat ibadah, karena ibadah menurutnya bisa dilakukan dimana saja ya, di rumah, dimanapun soalnya ibadah itu antara pribadi dan yang maha esa. Jadi, tidak selalu wajib ada perantara rumah ibadah.
“Dulu sebelum pandemi covid-19, selalu ibadah langsung di Santa Theresia BSD jadwalnya 2 minggu 1x ya untuk ibadah,” ucap Hendy.
Hendy menjelaskan, bahwa terdapat kapasitas maksimal 50%, tidak menutup kemungkinan akan bisa terpapar dari orang lain. Sehingga untuk saat ini pribadi melakukan ibadah di rumah dulu guna menjaga terpapar covid-19.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Aturan baru PPKM Jawa Bali: Makan di tempat atau dine in boleh sampai 60 menit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News