kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.538   109,00   0,66%
  • IDX 6.790   -117,43   -1,70%
  • KOMPAS100 980   -16,71   -1,68%
  • LQ45 754   -10,91   -1,43%
  • ISSI 221   -4,21   -1,87%
  • IDX30 391   -6,47   -1,63%
  • IDXHIDIV20 458   -7,95   -1,71%
  • IDX80 110   -1,74   -1,55%
  • IDXV30 113   -1,85   -1,60%
  • IDXQ30 126   -2,14   -1,67%

Tak semua bayi kuning dikhawatirkan


Selasa, 12 Januari 2016 / 19:30 WIB
Tak semua bayi kuning dikhawatirkan


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Bayi yang baru lahir rentan terhadap penyakit, terutama bayi kuning.

Tabloid Nakita menjelaskan Jaundice atau bayi kuning adalah penumpukan bilirubin indirek, yakni hasil pemecahan sel darah merah yang tampak pada sclera (bola mata) dan kulit.

Penyebab bayi kuning antara lain karena bayi mengalami kekurangan asupan ASI, disebut breastfeeding jaundice (BFJ).

Hal ini biasanya timbul di hari ke-2 atau ke-3 pada waktu produksi ASI Mama belum banyak.

Bisa juga karena bahan yang dihasilkan dalam ASI membuat kadar bilirubin meningkat (breastmilk jaundice/BMJ).

Bahan ini pun dapat mencegah pengeluaran bilirubin bersama feses.

Namun, masih ada hal lain yang menyebabkan bayi kuning.

Yulianto Santoso Kurniawan dari Markas Sehat Yayasan Orangtua Peduli dan Akira Prayudianto, dokter spesialis anak RS Harapan Kita Jakarta, menerangkan, penyebab bayi kuning lainnya, fungsi hati bayi baru lahir yang belum sempurna.

Hati belum berfungsi cukup baik dalam memproses bilirubin indirek menjadi bilirubin direk sehingga bisa larut dalam air, untuk kemudian bilirubin direk dibuang melalui saluran empedu bercampur dengan feses.

Ini disebut jaundice fisiologis.

Ada pula jaundice patologis.

Ppenyebabnya bisa beberapa hal: ketidaksesuaian golongan darah ibu dan anak, misalnya Mama golongan darahnya O, bayinya A atau B, atau Mama memiliki rhesus positif sedangkan bayinya negatif.

Bisa juga karena terjadi infeksi atau sepsis (infeksi seluruh tubuh) dan hepatitis pada bayi.

Nah, jika penyebabnya patologis, bayi harus dipantai intensif, karena bilirubin tidak akan turun dengan sendirinya.

Pun biasanya kondisi ini ditandai dengan demam atau berat badan bayi tidak meningkat.

Bayi jaundice patologis harus mendapatkan penanganan medis dengan segera dan tepat.

Bagaimana pun, jaundice bersifat racun yang tentunya bisa mengganggu kesehatan bayi, mengingat hasil metabolisme tubuh tidak segera dikeluarkan.

Sedangkan jaundice fisiologis, juga BFJ dan BMJ, tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Hanya dengan penanganan beberapa hari lewat fototerapi, misalnya, atau bahkan cukup dengan diberikan ASI, si kecil sudah bisa terbebas dari masalah jaundice.

(Gazali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×