kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Tak Perlu ke Luar Negeri Alat Deteksi Penyakit Jantung Canggih Sudah Ada di Indonesia


Minggu, 22 Januari 2023 / 15:01 WIB
Tak Perlu ke Luar Negeri Alat Deteksi Penyakit Jantung Canggih Sudah Ada di Indonesia
ILUSTRASI. Kementerian Kesehatan siap belanja alat kesehatan untuk meningkatkan layanan masyarakat.


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anda sendang mengalami masalah kesehatan berhubungan dengan gangguan jantung?

Tenang kini Indonesia sudah punya alat terbaru pendeteksi penyakit jantung.

Salah satunya alat pendeteksi masalah di jantung adalah MSCT dual source bernama model CT Somatom Drive.

Alat ini mendukung diagnostik penyakit jantung koroner serta penyakit gagal jantung.

CT Somatom Drive kini sudah dimiliki oleh Rumah Sakit (RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta. 

Di rumah sakit ini merupakan fasilitas kesehatan milik pemerintah yang menyediakan berbagai peralatan jantung berteknologi canggih, akurat dan modern. 

Sekadar anda tahu, MSCT merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi kelainan penyakit jantung khususnya anak, baik kelainan jantung struktural maupun kelainan jantung bawaan.

Selain itu bisa juga dipergunakan untuk mendeteksi penyakit jantung dewasa, penyakit jantung koroner, jantung struktural, pembuluh darah tepi, aorta, dan penyakit jantung bawaan dewasa.

Alat ini dilengkapi dengan teknologi dan spesifikasi yang canggih yakni dual al source  2 x 128 Straton MX Sigma Tube X ray, Stellar Infinity Detector, Reconstructed slices  2 x 384 slices, sehingga memungkinkan untuk mendeteksi penyakit jantung maupun pembuluh darah dengan cepat dan akurat.

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono kendati baru seminggu digunakan namun MSCT bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat terutama terkait dengan kecepatan diagnosis layanan jantung

"Hari ini saya melakukan medical check up (MCU) di RSJPD Harapan Kita, untuk melihat sekaligus menguji langsung alat yang baru dipakai satu minggu ini, supaya benar-benar yakin alat ini bisa digunakan secara maksimal untuk masyarakat,'' kata Wamenkes Dante Saksono (19/1).

Dante menyebut managemen dokter dalam menangani ini sudah baik, sudah bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat untuk deteksi dini penyakit jantung dan pembuluh darah

"Hasil yang didapatkan merupakan hasil terkini yang bisa digunakan untuk diagnosis lebih lanjut,'' imbuh Wamenkes Dante.

Menurut Wamenkes Dante kecepatan deteksi penyakit jantung ini sangat penting bagi proses penyelamatan pasien jantung. 

Sebab selama ini, layanan katastropik terutama jantung diketahui memiliki waktu tunggu yang lama, bisa hitungan bulan bahkan tahun untuk mendapatkan tindakan.

Penyebabnya beragam, mulai dari kekurangan dokter spesialis hingga keterbatasan alat diagnosis. 

Hal ini diperburuk dengan persebaran fasilitas kesehatan yang bisa melayani keluhan penyakit jantung juga belum merata dan keberadaanya masih terkonsentrasi di pulau Jawa. 

Ini menyebabkan banyak masyarakat yang tidak tertangani. Tak jarang masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri.

Maka dari itu, dengan hadirnya alat berteknologi mutakhir ini, diharapkan waktu tunggu pasien semakin cepat, proses deteksi jadi lebih presisi dan akurat, penanganan pasien juga lebih efisien dan efektif.

''Alat MSCT ini merupakan top of the line dari teknologi yang ada saat ini, dan memiliki kualitas sama dengan alat-alat di Eropa," katanya

Karena itu masyarakat yang membutuhkan layanan skrining jantung dan pembuluh darah bisa datang ke RS Jantung Harapan Kita, tanpa harus ke luar negeri. 

"Kualitasnya sama, sentitivitas tinggi, lebih cepat, kontrasnya dikit, kalau ada kelainan artimia maka bisa langsung dilakukan tindakan,'' sebut Wamenkes.

Selain itu penambahan peralatan canggih untuk mendeteksi penyakit jantung ini ini sudah sejalan dengan implementasi pilar keenam transformasi kesehatan.

Transformasi kesehatan ini berkaitan dengan teknologi kesehataan yang mengedepankan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi terkini untuk hasil yang lebih cepat dan akurat.

Sementara Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Iwan Dakota optimistis dengan alat baru tersebut, karena sebagai RS Pusat Jantung tentu alat tersebut dapat menunjang pelayanan jantung dan pembuluh darah yang lebih maksimal.

''Alat ini jauh lebih cepat dibanding alat yang kita gunakan sebelumnya, bahkan dua kali lebih cepat. Alat yang kami minta ini, tingkat akurasinya sangat tinggi dan paling mutakhir," katanya.

Dengan waktu deteksi yang lebih singkat, Iwan berharap bisa memangkas waktu tunggu layanan jantung yang ada di RSJPD Harapan Kita.

''Dulunya 2 bulan dengan jumlah pasien harian sekitar 15-20 pasien, tapi ini tingkat ketepatannya lebih baik, kami mengharapkan waktu tunggu tidak terlalu lama, terlebih untuk mereka yang bergejala dan keluhan, bisa kita tangani lebih cepat,'' harapnya.

Selain MCST, RSJPD juga dilengkapi dengan pelayanan kesehataan dengan alat-alat kedokteran mutakhir lainnya seperti SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)/ Gamma Camera merupakan alat yang memanfaatkan teknologi nuklir untuk mendeteksi kelainan pada level molekuler di jaringan otot jantung melalui penggunaan kamera.

RSJPD Harapan Kita juga telah melengkapi fasilitas dengan MRI dengan model Signa Voyager 1,5 Tesla dari GE yang merupakan salah satu alat MRI dengan teknologi tinggi berbasis Artificial Intelligence. 

Dengan alat ini waktu pemindaian yang lebih cepat dengan artefak yang minimal, serta teknologi air interior koil lebih ringan dan nyaman untuk pasien.

Selain alat-alat non-invasif, RSJPDHK dilengkapi juga dengan alat-alat invasif lainnya seperti Laboratorium Kateterisasi (cathlab) yang nantinya akan berjumlah 10 cathlab untuk menampung pasien yang kapasitasnya semakin meningkat di RSJPDHK.

Tidak hanya itu, ada juga cathlab hybrid untuk kasus-kasus yang memerlukan kombinasi antara intervensi non bedah dan bedah terutama untuk kasus kasus pediatrik, kelainanjantung structural, dan kasus vaskular.

Pemerintah berharap dengan alat-alat baru ini memberikan penanganan tata laksana yang lebih presisi sehingga masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan pemeriksaan jantung yang canggih, dan mencukupi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×