kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Studi: Vitamin C dan zinc tidak mengurangi gejala Covid-19


Sabtu, 13 Februari 2021 / 20:19 WIB
Studi: Vitamin C dan zinc tidak mengurangi gejala Covid-19
ILUSTRASI. Mengobati pasien Covid-19 dengan vitamin C dan zinc tidak mengurangi keparahan atau durasi gejala mereka.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menurut sebuah studi, mengobati pasien Covid-19 dengan vitamin C dan zinc tidak mengurangi keparahan atau durasi gejala mereka. Melansir Cleveland, studi yang dipublikasikan oleh Cleveland Clinic di JAMA Open Network pada Jumat (12/2), itu merupakan penelitian pertama yang menguji keefektifan penggunaan zinc dan vitamin C untuk mengobati Covid-19.

Studi dimulai pada 27 April dan berakhir pada 14 Oktober 2020. Di awal pandemi Covid-19 terdapat spekulasi terkait vitamin, suplemen, atau obat tertentu untuk mencegah atau mengobati gejala.

Para ahli mengambil langkah hati-hati dengan tidak merekomendasikan pengobatan tambahan apa pun karena belum ada data yang mendukung. Kemudian pada April 2020 peneliti memulai uji coba terkait vitamin C dan zinc untuk mengobati pasien Covid-19.

Baca Juga: Cara menyembuhkan parosmia, gejala Covid-19 yang mengganggu penciuman

Membantu sistem kekebalan tubuh

Zinc dipilih karena dapat membantu sistem kekebalan melawan bakteri dan virus. Sementara itu vitamin C dipilih karena terbukti bermanfaat bagi sistem kekebalan.

Uji coba secara acak melibatkan 214 pasien Covid-19 yang dibagi menjadi 4 kelompok, dengan masing-masing mendapatkan pengobatan khusus selama 10 hari. Berikut pembagiannya:

  • Kelompok pertama menerima zinc dosis tinggi
  • Kelompok kedua menerima vitamin C dosis tinggi
  • Kelompok ketiga menerima zinc dan vitamin C
  • Kelompok keempat menerima perawatan standar.

Studi ini tidak melibatkan pasien yang dirawat di rumah sakit. Semua peserta dirawat secara rawat jalan. Pasien rata-rata berusia 45,2 tahun dan hampir 62% adalah perempuan.

Peneliti mengakhiri uji coba pada Oktober 2020 karena vitamin C dan zinc tidak mengurangi keparahan gejala pasien atau durasi gejala tersebut.

Baca Juga: Tingkat risiko tinggi, ini 11 cara melindungi lansia dari infeksi virus corona

Dosis yang digunakan

Melansir Fox News, Jumat (13/2), setiap pasien mendapatkan 50 miligram zinc dosis tinggi untuk dikonsumsi pada malam hari. Ada yang mendapatkan 8.000 miligram vitamin C yang diminum beberapa kali sepanjang hari.

Data menunjukkan sebagian besar pasien mengalami gejala ringan, dengan sangat sedikit yang menderita kasus parah. Hasil antara lain sebagai berikut: pasien mencapai penurunan gejala 50% setelah 6,7 hari dengan perawatan biasa 5,5 hari jika diobati dengan vitamin C 5,9 hari dengan zinc 5,5 hari untuk pengobatan kombinasi.

“Temuan ini memberi kesan bahwa pengobatan dengan zinc, asam askorbat, atau keduanya tidak memengaruhi gejala SARS-CoV-2,” tulis peneliti. Peneliti mencatat empat peristiwa serius, termasuk tiga kematian akibat Covid-19, yang diyakini tidak terkait dengan pengobatan.

Banyak pasien yang menerima vitamin C melaporkan efek samping seperti mual, diare, dan kram. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti kurangnya kelompok plasebo dan desain label terbuka, yang berarti pasien mengetahui pengobatan yang mereka terima.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Studi: Vitamin C dan Zinc Tidak Mengurangi Gejala Covid-19.
Penulis: Nur Fitriatus Shalihah
Editor: Sari Hardiyanto

Baca Juga: Risiko Covid-19 bisa dicegah dengan cara ini, sudah tahu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×