kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak tips dari dokter (RSDC) Wisma Atlet perihal isolasi mandiri


Kamis, 01 Juli 2021 / 09:00 WIB
Simak tips dari dokter (RSDC) Wisma Atlet perihal isolasi mandiri


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 hingga saat ini membuat pemerintah mengambil kebijakan agar pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) atau yang bergejala ringan melakukan perawatan isolasi mandiri.

Di sisi lain rumah sakit diprioritaskan untuk merawat pasien bergejala sedang dan berat yang perlu perawatan intensif.

dr. Andi Khomeini Takdir, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Penyakit Dalam Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet menyebutkan untuk isolasi mandiri, masyarakat perlu mengetahui kiat-kiat isolasi mandiri yang benar agar kesehatannya cepat pulih.

Saat melakukan isolasi mandiri di rumah, pertama-tama pasien harus memakai masker. Kedua, kamar harus terpisah dan pastikan jendela kamar isolasi mandiri pasien terbuka.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (30/6): Rekor lagi, tambah 21.807 kasus

Tak hanya itu, pasien yang menjalani isolasi mandiri harus menjaga makanan dengan gizi seimbang.

“Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung. Saat di rumah, keluarga harus menjadi pendukung agar selera makan pasien tetap terjaga,” kata Andi dalam Dialog Produktif yang disiarkan FMB9ID_IKP, Selasa (29/6).

Sebisa mungkin, Andi menekankan bagi pasien yang isolasi mandiri agar tidak mendiagnosis diri sendiri, kalau memungkinkan harus terus berkonsultasi dengan dokter. Apabila ada gejala yang dirasa memberat, perlu untuk menghubungi dokter.

"Jangan isoman tanpa ada pengawasan nakes. Sebisa mungkin pasien ada yang megang jangan diagnosis diri sendiri," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Caesar Givani, Dokter Residen Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya bahwa isolasi mandiri di rumah hanya dapat dilakukan oleh pasien dengan kondisi ringan dan tanpa gejala. Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan juga harus dilakukan meski bergejala ringan atau tanpa gejala.

Teknologi digital di bidang kesehatan seperti telemedicine disaat pandemi dinilai Caesar lebih fleksibel digunakan masyarakat terutama mereka yang isolasi mandiri di rumah.

"Isoman sebaiknya tetap dalam pantauan. Paling tidak ada dokter yang di konsultasi rutin. Telemedicine bisa [digunakan]. Tidak ideal tapi sangat membantu," tutur Caesar saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (30/6).

Baca Juga: Jokowi umumkan rencana PPKM darurat di depan pelaku usaha

Komisaris Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Rully Indrawan menceritakan, saat dirinya terpapar Covid-19 pada Maret 2021 lalu memilih untuk melakukan isolasi di Rumah Sakit meski saat itu Mantan Sesmenkop UKM tersebut tergolong pasien tanpa gejala.

"Saya dua hari isolasi di rumah awalnya lalu memutuskan untuk di RS karena anggota keluarga lain negatif. Meskipun saya tanpa gejala kategorinya tapi kalau di RS mungkin ada pengawasan nakes langsung," jelasnya.

Rully mengatakan bagi masyarakat yang memutuskan isolasi di rumah baiknya tetap melakukan konsultasi dengan dokter meski gejala yang dirasakan ringan. Dengan kemajuan teknologi saat ini Rully menambahkan, memungkinkan pasien melakukan konsultasi dengan dokter secara online atau telemedicine.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×