Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di masa pandemi seperti saat ini, semua orang lebih waspada lagi untuk melawan dan mencegah terkena COVID-19. Berbagai protokol kesehatan dan langkah pencegahan sudah disosialisasikan sejak berbulan-bulan yang lalu.
Kebutuhan obat-obatan dan perlengkapan kesehatan lain selama pandemi sudah selayaknya kita siapkan selalu dalam kotak P3K di rumah. Seperti, Sekretaris Perusahaan DILD, Theresia Rustandi. Dirinya selalu menyiapkan peralatan pendeteksi awal gejala Covid-19 secara khusus. "Saya selalu sedia termometer, rapid test, obat penurun panas di rumah," kata Theresia kepada kontan.co.id, Selasa (1/6).
Kendati demikian, dirinya tidak memiliki vitamin khusus, kecuali untuk lansia sesuai petunjuk dokter. Yang penting menurutnya, mengonsumsi makanan yang seimbang, minum yang cukup, olahraga dan tidur teratur.
Theresia juga mengatakan, jika ada gejala awal, dirinya melakukan isolasi mandiri, dan cek ke dokter. "Protokol kesehatan udah pasti harus. Kalau dari luar rumah, harus cuci kaki tangan, bahkan mandi dan ganti pakaian. Kalau ada orang luar (tamu) harus ikut prokes. Dan semua harus pake masker," ujar Theresia.
Baca Juga: Jangan ragu melakukan tes antigen dan PCR Covid-19, ini manfaatnya
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) Ratna Hidayati mengaku, peralatan P3K selalu tersedia di rumah sejak sebelum pandemi covid.
"Termometer, tensimeter digital, alat cek darah serta obat-obatan standar dan kebutuhan pribadi masing-masing anggota keluarga selalu tersedia. Contoh, obat penurun demam, obat batuk, obat diare, obat maag adalah obat standar yang tersedia. Ada juga obat sesuai penyakit yang diderita anggota keluarga yang wajib ada seperti obat hipertensi," kata Ratna.
Sementara kata Ratna, selama pandemi Covid, obat-obatan yang bertambah adalah oximeter. "Sejak awal pandemi saya langsung beli oximeter untuk memantau saturasi oksigen secara berkala," ujar Ratna.
Ratna juga mengaku, dirinya juga mempunyai kontak darurat satgas Covid-19, termasuk nomor telepon kepala puskesmas terdekat. Menurutnya, jika ada keluhan, terutama setelah bepergian, biasanya dirinya menghubungi kontak tersebut untuk konsultasi.
"Terkait langkah yang harus diambil. akhir tahun lalu dirinya ada tugas ke Bali. Saat di Bali, banyak berinteraksi dengan orang baru dan saat pulang mengalami demam serta sakit tenggorokan. Saya langsung konsultasi dengan kepala puskesmas terdekat, disarankan swab. Tiap hari dikontrol perkembangannya oleh mereka," ungkap Ratna.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Peningkatan Covid-19 pasca libur Lebaran perlu diwaspadai terhadap ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News