Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari mempengaruhi kesehatan tubuh. Ini makanan yang pantang dikonsumsi penderita radang sendi.
Artritis atau radang sendi adalah peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa sendi.
Baca Juga: Sederet Manfaat Bayam Merah yang Tinggi Serat dan Protein
Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan kerusakan pada persendian, tulang, dan bagian tubuh lainnya tergantung pada jenis radang sendi yang dialami.
Osteoarthritis adalah radang sendi yang paling umum terjadi. Penyebab utamanya adalah proses penuaan.
Sedangkan rheumatoid arthritis (rematik) dan psoriatic arthritis adalah kondisi peradangan yang dianggap sebagai penyakit autoimun.
Jenis radang sendi ini dilaporkan lebih jarang terjadi ketimbang osteoarthritis.
Penyakit asam urat atau gout merupakan jenis radang sendi umum lainnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi pola makan, seperti menghilangkan makanan dan minuman tertentu bisa mengurangi keparahan gejala serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi para penderita radang sendi.
Berikut ini adalah beragam makanan yang perlu dihindari penderita radang sendi untuk diwaspadai:
1. Beberapa jenis lemak yang bisa meningkatkan peradangan
Dilansir dari Medical News Today, beberapa jenis lemak dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh. Menurut Arthritis Foundation, pengidap artritis harus membatasi:
- Asam lemak omega 6: Ini termasuk minyak, seperti minyak jagung, minyak safflower, minyak bunga matahari, dan minyak sayur. Asam lemak omega 6 tidak berbahaya dalam jumlah sedang, tetapi banyak orang mengkonsumsinya dalam jumlah yang banyak
- Lemak jenuh: Daging, mentega, dan keju mengandung jenis lemak ini. Lemak jenuh harus mencapai kurang dari 10 persen dari total asupan kalori seseorang per hari
- Lemak trans: Jenis lemak ini berbahaya bagi kesehatan manusia karena mengurangi kolesterol "baik", meningkatkan kolesterol "jahat", dan meningkatkan tingkat peradangan.
- Produsen telah menghilangkan lemak trans dari sebagian besar makanan siap saji selama beberapa tahun terakhir. Tetapi, lebih baik selalu periksa tabel nutrisi dalam makanan untuk memastikannya
2. Makanan dan minuman manis
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Nutrients pada Mei 2020 menunjukkan bahwa orang yang minum soda yang dimaniskan dengan gula memiliki peningkatan risiko terhadap rheumatoid arthritis.
Harvard Health mencatat bahwa konsumsi gula berlebih juga meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung.
Itu juga dapat menyebabkan obesitas, pembengkakan, dan penyakit kronis lainnya.
Perlu dipahami bahwa banyak produk makanan mengandung gula tambahan.
Sebaiknya selalu periksa label makanan pada sereal sarapan, saus, dan minuman ringan karena bahan makanan ini sangat mungkin mengandung jumlah gula tambahan yang mengejutkan.
3. Produk akhir glikasi lanjutan
Produk akhir glikasi lanjutan atau advanced glycation end products (AGEs) adalah senyawa yang dibuat melalui reaksi antara gula dan protein atau lemak.
AGEs secara alami ada dalam makanan hewani mentah dan dibentuk melalui metode memasak tertentu.
Makanan hewani berprotein tinggi dan berlemak tinggi yang digoreng, dipanggang, atau dibakar adalah beberapa sumber makanan terkaya untuk AGEs.
Ini termasuk bacon, steak goreng atau panggang, ayam panggang atau goreng, dan hot dog panggang. Kentang goreng, keju Amerika, margarin, dan mayones juga kaya akan AGEs.
Ketika AGEs menumpuk dalam jumlah tinggi di tubuh, stres oksidatif dan peradangan dapat terjadi.
Stres oksidatif dan pembentukan AGEs terkait dengan perkembangan penyakit pada orang dengan arthritis. Faktanya, orang dengan radang sendi telah terbukti memiliki tingkat AGEs yang lebih tinggi dalam tubuh mereka daripada orang tanpa radang sendi.
Akumulasi AGEs pada tulang dan persendian juga dapat berperan dalam perkembangan osteoarthritis.
Mengganti makanan tinggi AGEs dengan makanan bergizi, utuh seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan dapat mengurangi beban AGEs total dalam tubuh.
4. Sayuran tertentu
Sayuran yang termasuk dalam spesies tumbuhan hightshades mengandung senyawa alkaloid yang disebut dengan solanin.
Beberapa ahli percaya bahwa solanin yang terkandung dalam sayuran nightshade dapat menyebabkan peradangan atau membuat peradangan semakin parah, misalnya radang sendi (arthritis).
Meskipun beberapa ahli berpendapat demikian, nyatanya masih sedikit penelitian yang mendukung bahwa solanin memiliki efek langsung terhadap peradangan atau memperburuk gejala artritis.
Tapi, untuk beberapa orang, meminimalkan atau menghilangkan sayuran ini dari daftar menu makanan mungkin dapat membantu memperbaiki gejala radang sendi.
Sayuran nightshade meliputi:
- Tomat
- Paprika
- Cabai
- Terong
- Kentang
Arthritis Foundation menyarankan bahwa orang yang mencurigai sayuran nightshades dapat memperburuk gejala radang sendi, untuk membuat buku harian makanan.
Buku harian makanan bisa membantu melacak reaksi apa pun yang muncul akibat makanan tertentu.
5. Makanan tinggi purin
Untuk orang yang menderita asam urat, dokter mungkin menyarankan diet rendah purin yang dikombinasikan dengan obat-obatan.
Purin adalah zat dalam makanan yang diubah tubuh menjadi asam urat. Asam urat bisa menumpuk di aliran darah, menyebabkan serangan asam urat. Berikut ini adalah beberapa makanan tinggi purin yang bisa dihindari:
- Daging merah
- Daging organ, seperti hati
- Bir dan alkohol lainnya
- Daging yang diawetkan seperti ham, bacon
- Beberapa makanan laut, seperti kerang
Sementara, sebuah studi pada 2018 mengidentifikasi bahwa beberapa sayuran kaya purin, seperti kembang kol, jamur, dan kacang-kacangan tidak memiliki kaitan dengan risiko asam urat.
6. Makanan yang mengandung gluten
Dilansir dari Health Line, gluten adalah sekelompok protein dalam gandum, barley, rye, dan triticale (persilangan antara gandum dan rye).
Beberapa penelitian telah mengaitkan gluken dengan peningkatan peradangan dan menunjukkan bahwa bebas gluten dapat meredakan gejala radang sendi.
Salah satu penelitian yang mengungkapkan hal tersebut adalah penelitian berjudul "Role of Diet in Influencing Rheumatoid Arthritis Disease Activitydi" terbitan The Open Rheumatology Journal pada 2018.
Terlebih lagi, orang dengan penyakit celiac berisiko lebih besar terkena rematik.
Demikian pula, orang yang memiliki penyakit autoimun seperti rematik memiliki prevalensi penyakit celiac yang jauh lebih tinggi daripada populasi umum.
Sebuah penelitian yang melibatkan 66 orang dengan rematik menemukan bahwa pola makan vegan bebas gluten secara signifikan bisa mengurangi aktivitas penyakit dan menurunkan peradangan.
Meskipun temuan ini menjanjikan, lebih banyak penelitian masih diperlukan untuk memastikan apakah diet bebas gluten saja bermanfaat bagi penderita radang sendi.
7. Alkohol
Karena alkohol dapat memperburuk gejala radang sendi, siapa pun dengan radang sendi harus membatasi atau menghindarinya.
Sebuah studi pada 278 orang dengan spondyloarthritis aksial (arthritis yang terutama memengaruhi sumsum tulang belakang dan sendi sakroiliaka) mengaitkan asupan alkohol dengan peningkatan kerusakan struktural tulang belakang.
Studi ini diterbitkan dalam Arthritis Research & Therapy pada 2019.
Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan alkohol dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan serangan asam urat.
Selain itu, konsumsi alkohol kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoarthritis, meskipun tidak semua penelitian menemukan hubungan yang signifikan
8. Makanan tinggi garam
Makanan tinggi garam juga bisa menjadi makanan pantangan penderita radang sendi.
Mengurangi garam mungkin merupakan pilihan yang baik bagi penderita radang sendi.
Makanan tinggi garam termasuk udang, sup kalengan, pizza, keju tertentu, daging olahan, dan banyak item olahan lainnya.
Sebuah penelitian pada tikus menemukan bahwa radang sendi lebih parah pada tikus yang diberi makanan tinggi garam daripada pada mereka yang diet yang mengandung kadar garam normal.
Selain itu, penelitian tikus selama 62 hari mengungkapkan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan keparahan rheumatoid arthritis, dibandingkan dengan diet tinggi garam.
Tikus dengan diet rendah garam memiliki lebih sedikit kerusakan tulang rawan dan kerusakan tulang, serta penanda inflamasi yang lebih rendah, daripada tikus dengan diet tinggi garam.
Menariknya, para peneliti telah menyarankan bahwa asupan natrium yang tinggi dapat menjadi faktor risiko penyakit autoimn, termasik radang sendi.
Sebuah studi terhadap18.555 orang mengaitkan asupan natrium yang tinggi dengan peningkatan risiko rematik.
Baca Juga: Mengobati Bengkak, Ini Manfaat Lamtoro untuk Kesehatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News