Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Laporan dari para peneliti Mount Sinai, Memorial Sloan-Kettering Cancer Center, University of Virginia dan American Cancer Society (ACS) menunjukkan bahwa satu dari survivor kanker (34,6%) mengalami nyeri kronis.
Laporan ini telah dipublikasikan pada 20 Juni 2019 sebagai surat penelitian di Jama Oncology.
Dikutip dari American Cancer Society, nyeri kronis adalah satu dari banyak efek perawatan kanker yang berhubungan dengan rendahnya kualitas hidup. Contohnya, para penderita jarang mengikuti jadwal perawatan dan tingginya biaya perawatan kesehatan.
Penelitian ini membedakan dua tipe nyeri yakni nyeri kronis dan nyeri kronis tinggi. Yang dimaksud nyeri kronis adalah seseorang yang mengalami nyeri hampir setiap hari atau setiap hari selama enam bulan.
Sedangkan, nyeri kronis tinggi adalah nyeri yang cukup hebat hingga membatasi seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Para peneliti menggunakan data dari National Health Interview Survey (2016-2017) dan diidentifikasi ada 4.526 survivor. Satu sampai tiga dari seluruhnya (34,6%) dilaporkan menderita nyeri kronis.
Jika jumlah tersebut dihubungkan ke negara, menunjukkan sekitar 5,4 juta survivor kanker. Satu dari enam penderita kanker yang selamat (16%) dilaporkan mengalami nyeri kronis tinggi.
Umumnya, kedua jenis nyeri ini dialami oleh penderita kanker yang berpendidikan rendah, berpenghasilan rendah, atau tidak mempunyai pekerjaan.
Tidak ada hubungannya antara waktu diagnosis dengan tipe nyeri. Namun, untuk penderita kanker tulang, ginjal, tenggorokan, dan rahim dilaporkan mengalami nyeri parah.
Hasil laporan tersebut menyarankan pusat perawatan dapat mengatur lebih baik perawatan kanker dengan efek sampingnya kata Xuesong Han, American Cancer Society Investogator and Co-Author of the Report.
Selain itu, dokter disarankan untuk mengobrol dengan pasien tentang efek samping yang muncul setelah perawatan selesai.
Sumber : American Cancer Society
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News