kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rumus deteksi dini pneumonia bagi balita


Jumat, 18 November 2016 / 13:32 WIB
Rumus deteksi dini pneumonia bagi balita


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Anak balita atau anak di bawah usia lima tahun sangat rentan terserang pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang paru-paru dan menjadi penyebab tertinggi kematian pada anak balita.

Gejala utama pneumonia, yaitu batuk dan juga anak bernapas dengan cepat. Untuk itu, deteksi dini pneumonia bisa dilakukan pada anak balita yang mengalami batuk dengan cara menghitung napasnya.

"Masyarakat menganggap anak batuk pilek itu biasa saja, padahal belum tentu. Jadi setiap anak batuk, orang tua harus bisa menghitung napas anak balitanya," ujar Kasubdit ISPA Kementerian Kesehatan, dr Christina Widaningrum, Mkes, dalam diskusi memperingati Hari Pneumonia Sedunia di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Bagaimana cara mengetahui tanda-tanda pneumonia? Dokter spesialis respirasi anak dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Cissy Kartasasmita menjelaskan, menghitung napas bisa dilakukan saat anak sedang tenang, misalnya saat tidur.

Lihat dada anak dan hitung setiap gerakan napasnya selama satu menit. Untuk anak di bawah 2 bulan, batasnya adalah 60 kali napas per menit. Sedangkan anak usia 2 bulan hingga 12 bulan atau 1 tahun tak boleh lebih dari 50 kali per menit dan anak usia 1-5 tahun tak boleh lebih dari 40 kali per menit.

Perhitungan itu sebaiknya dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam. "Kalau lebih dari yang ditentukan itu, berarti mengalami napas cepat. Itu peringatan dari paru-paru dia. Jangan ditunda, segera bawa ke puskesmas," jelas Cissy.

Menurut Cissy, setiap orangtua seharusnya bisa melakukan hitung napas setiap kali anaknya batuk. Deteksi ini sangat penting agar anak tidak terlambat mendapat penanganan.

Berkaitan dengan Hari Pneumonia Sedunia pada 12 November, Kementerian Kesehatan pun mengangkat tema "Gerakan Hitung Napas pada Balita Batuk".

(Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×