kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ratusan Ibu Di Jakarta Barat Positif HIV AIDS, Kenali Ciri-Ciri HIV AIDS


Kamis, 22 September 2022 / 13:37 WIB
Ratusan Ibu Di Jakarta Barat Positif HIV AIDS, Kenali Ciri-Ciri HIV AIDS
ILUSTRASI. Ratusan Ibu Di Jakarta Barat Positif HIV AIDS, Kenali Ciri-Ciri HIV AIDS


Sumber: TribunNews.com,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Waspadai ciri-ciri dan gejala HIV AIDS. Ratusan ibu-ibu rumah tanggal di Jakarta Barat positif HIV.

Mengenali ciri-ciri dan gejala HIV/AIDS penting untuk segera mendapatkan pengobatan. Semakin cepat mendapatkan pengobatan, semakin besar peluang menyelamatkan penderita HIV/AIDS.

Selain itu, mengetahui ciri-ciri dan gejala HIV/AIDS penting untuk mencegah penularan terhadap orang lain. Terutama bagi wanita, bisa mencegah penularan terhadap bayi di kandungan.

Melansir Kompas.com, sebanyak 351 orang dinyatakan positif HIV, dari sekitar 53.000 warga Jakarta Barat yang dites selama Januari hingga Juni 2022. Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Jakarta Barat Sukarno mengatakan, sebagian besar pasien berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga. "Dari 351 orang yang positif HIV, justru kebanyakan ibu rumah tangga," kata Sukarno kepada wartawan, Selasa (20/9/

Sukarno menjelaskan, kategori ibu rumah tangga itu mendominasi dalam survei sosial. Namun, sebagian yang terjangkit HIV/AIDS adalah ibu hamil maupun warga yang terkena penyakit tuberkulosis (TBC). "Ibu rumah tangga itu kan survei sosial, tapi antara lain adalah ibu hamil, kemudian laki-laki maupun perempuan yang terkena penyakit TBC. Selain itu, mereka yang demam selama tiga bulan enggak turun-turun, itu kami tes HIV-nya," ungkap Sukarno.

Sukarno mengajak masyarakat agar tidak takut untuk melakukan pemeriksaan HIV, khususnya ibu hamil. Sebab, akan lebih baik jika HIV diketahui lebih cepat untuk melindungi bayi yang dikandung.

Ia menjelaskan, jika sang ibu positif HIV, sang anak dalam kandungan belum tentu tertular, tetapi dibutuhkan pengobatan. "Bayi belum tentu positif. Kalau biasanya diobati, dicek, misalnya belum sampai ke bayi, nanti ada pencegahannya," kata Sukarno.

Baca Juga: Tahapan Gejala HIV dari Awal HIV Primer, HIV Kronos, Hingga AIDS

Ciri-ciri HIV AIDS

Mengutip Kompas.com, ciri-ciri HIV AIDS mungkin muncul sebagai gejala yang mirip dengan gejala flu (influenza). Jadi, ciri-ciri HIV AIDS antara lain:

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Kelelahan
  • Kelenjar getah bening yang membengkak
  • Sakit tenggorokan
  • Sariawan
  • Kulit ruam
  • Nyeri otot dan sendi
  • Ulkus di mulut
  • Ulkus di alat kelamin
  • Keringat malam
  • Diare

Ciri-ciri dan gejala awal HIV AIDS pada umumnya muncul dalam satu hingga dua bulan setelah penularan. Meski demikain, ciri-ciri dan gejala HIV AIDS tersebut juga bisa muncul segera setelah dua minggu setelah terpapar.

Selain itu, beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala awal setelah tertular HIV. Penting untuk diingat bahwa gejala awal HIV ini juga terkait dengan penyakit dan kondisi kesehatan umum.

Untuk memastikan status HIV, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter tentang pilihan pengujian HIV lewat tes darah. Ketiadaan gejala bisa berlangsung selama 10 tahun.

Namun, ini tidak berarti virusnya hilang. HIV adalah kondisi kesehatan yang dapat dikendalikan. Tetapi jika tidak diobati, HIV dapat berkembang mejadi AIDS bahkan jika tidak ada gejala yang muncul. Itulah mengapa sangat penting untuk dilakukan pengujian HIV, terutama bagi kelompok orang yang berisiko tinggi tertular virus ini.

Kelompok orang yang termasuk berisiko tinggi tertular HIV AIDS, yakni:

  • Pengguna narkoba dengan jarum suntik
  • Kerap berganti pasangan
  • Berhubungan seks tanpa kondom dengan pasangan tidak resmi

Tahapan infeksi HIV

Bergantung pada tahapan HIV, gejalanya dapat bervariasi. HIV tahap pertama dikenal sebagai periode masa jendela, yaitu periode di mana pemeriksaan tes antibody HIV masih menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien dengan jumlah yang banyak.

Antibodi yang terbentuk belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium karena kadarnya belum memadai. Antibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer.

Periode jendela sangat penting diperhatikan karena pada periode jendela ini seseorang sudah mampu dan potensial menularkan HIV kepada orang lain. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada periode ini sebaiknya yang mampu mendeteksi antigen p18, p24, p31, p36, gp120, gp41.

Tahap HIV berikutnya disebut sebagai infeksi HIV akut atau primer. Tahapan ini juga disebut sindrom retroviral akut.

Selama tahap ini, kebanyakan orang mengalami gejala mirip flu yang mungkin sulit dibedakan dari infeksi saluran cerna atau saluran pernapasan.

HIV tahap 3 adalah tahap latensi klinis. Pada tahapan ini, virus menjadi kurang aktif, meski masih di dalam tubuh. Selama tahap ini, orang tidak mengalami gejala sementara infeksi virus berkembang pada tingkat yang sangat rendah.

Periode latensi ini dapat berlangsung selama satu dekade atau lebih. Banyak orang tidak menunjukkan gejala HIV selama periode 10 tahun ini.

Tahap terakhir HIV adalah stadium 4. Selama fase ini, sistem kekebalan tubuh rusak parah dan rentan terhadap infeksi oportunistik.

Setelah HIV berkembang ke tahap 4, gejala yang terkait dengan infeksi bisa menjadi lebih jelas.

Ciri-ciri dan gejala-gejala AIDS ini dapat meliputi:

  • Demam tinggi
  • Menggigil dan keringat malam
  • Ruam
  • Masalah pernapasan dan batuk terus-menerus
  • Penurunan berat badan yang parah
  • Bintik putih di mulut
  • Luka genital
  • Kelelahan biasa
  • Radang paru-paru
  • Masalah memori

Gangguan kognitif memang bisa menjadi gejala yang terkait dengan HIV itu sendiri. Terkait gejala HIV, ingatlah bahwa tidak selalu HIV itu sendiri yang membuat orang merasa sakit.

Banyak gejala HIV, terutama yang paling parah timbul dari infeksi oportunistik. Kuman yang bertanggung jawab atas infeksi ini pada umumnya bisa dijauhkan pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang utuh.

Namun, bila sistem kekebalan sedang terganggu, kuman tersebut dapat menyerang tubuh dan menimbulkan penyakit. Orang yang tidak menunjukkan gejala selama tahap awal HIV mungkin menjadi bergejala dan mulai merasa sakit jika virus berkembang.

Itulah berbagai ciri-ciri HIV/AIDS yang perlu diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×