Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Ranitidine atau ranitidin adalah obat asam lambung yang cukup sering diresepkan dokter.
Ranitidine, mengutip dari Web MD, adalah obat yang berfungsi untuk mengatasi keluhan yang terjadi di lambung dan usus.
Obat ini mengurangi gejala asam lambung yang naik yang menyebabkan GERD (penyakit asam lambung), maag, hingga sindrom Zollinger-Ellison.
Asam lambung memang memiliki fungsi penting dalan proses pencernaan manusia untuk mencerna makanan di dalam lambung.
Baca Juga: Makanan & Minuman yang Masuk Daftar Merah bagi Mereka Usia 40 Tahun ke Atas
HCl atau asam lambung ini merupakan salah satu jenis asam yang sangat kuat. Lambung manusia memiliki struktur yang mampu menahan asam ini.
Namu jika produksi asam lambung berlebihan, kondisi tersebut dapat menimbulkan peradangan dinding lambung serta saluran pencernaan seperti usus.
Apa itu ranitidine?
Asam lambung yang berlebihan tersebiut bisa memicu gejala mual, sakit pada ulu hati, hingga tenggorokan. Gejala asam lambung naik tersebut bisa diatasi dengan meminum obat ranitidine.
Melansir Alodokter, obat ini bekerja dengan menghambat produksi asam lambung sehingga dapat mengurangi gejala asam lambung naik. Obat asam lambung ini masuk dalam golongan penghambat H2.
Ranitidin sempat ditarik peredarannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2019 karena mengandung N-Nitrosodimethylamine (NDMA).
Kandungan ini dapat menimbulkan kanker jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam jumlah yang banyak.
Meskipun demikian Anda tidak perlu khawatir karena prodik ranitidin yang beredar saat ini sudah dipastikan oleh BPOM tidak mengandung NDMA dengan kadar yang melebihi batas.
Dosis dan efek samping ranitidin
Ranitidin akan diresepkan oleh dokter kepada pasien sesuai dengan keluhan yang dimiliki. Dosis yang diberikan yakni 2 kali sehari yakni pagi dan malam sebanyak masing-masing 150 mg.
Melansir dari Kalbe MED, penggunaan obat ranitidin untuk pasien gangguan fungsi ginjal perlu disesuaikan karena obat ini diekresi melalui ginjal.
Selain itu, pemberian ranitidin pada penderita gangguan fungsi hati juga perlu diperhatikan karena obat asam lambung ini dimetabolisme di hati.
Anda wajib berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan resep ranitidine.
Baca Juga: Buah Penurun Asam Urat & Yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Gout
Jangan mengurangi atau menambah dosis obat ini serta memperpanjang masa penggunaannya tanpa berkunsultasi dengan dikter.
Obat ini dapat dikonsumsi baik sebelum maupun sesudah makan. Ranitidin bisa menimbuklan efek samping pada beberapa orang setelah dikonsumsi, yakni:
- Sakit kepala
- Sembelit
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
Efek samping tersebut bisa makin berat bahkan menimbulkan reaksi alergi seperti:
- Halusinasi
- Penglihatan buram
- Perubahan suasana hati yang drastis
- Kelelahan yang tidak biasa
- Mudah memar atau berdarah
- Payudara membesar (terutama pada laki-laki)
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Penyakit kuning
- Nyeri perut parah
- Urine berwarna gelap
- Gejala infeksi, antara lain sakit tenggorokan, demam, atau menggigil
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut setelah menggunakan ranitidin, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News