Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Penyakit Thalassemia yang diderita putra dari Andry Ganda mantan personil Cameo Project dan Michelle Scarlet membuat kehidupan mereka terguncang. Putranya harus menderita penyakit tersebut sampai akhirnya meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Thailand. Dari perjalanan menyebuhkan Conan, nama anaknya itu kemudian Andry membuat serial Youtube yang mendapat perhatian dari followernya.
Dari hal itulah kemudian Andry dan istri membukukan perjalanan perjuangannya menyembuhkan Conan. “Pranked by God” adalah buku yang ditulis oleh Andry Ganda dan Michelle Scarlet menceritakan perjalanan hidup mereka sebagai orang tua dengan dua anak yang memiliki kelainan genetik (yang diturunkan oleh kedua orang tua), bernama Thalassemia Beta Mayor.
Perjalanan ‘roller coaster’ untuk mencari solusi kesembuhan bagi kedua anaknya, yang diawali dengan keajaiban yang sempurna namun berakhir dengan duka, membuat keluarga ini merasa seakan sedang di"prank" Tuhan. Perjalanan keluarga ini melalui duka yang mendalam diceritakan secara detail di dalam buku “Pranked By God”.
"Penyakit ini mengubah kehidupan saya. Seakarang Tuhan tidak adil sama saya. Gak asyik banget sih Tuhan," kata Andry dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Jumat (27/9).
Andry mengatakan bahwa dirinya sudah berusaha untuk menyembuhkan anaknya di Indonesia, tetapi tidak ada rumah sakit yang sanggup. Sehingga akhirnya dengan bantuan beberapa donatur yang terkumpul Rp 4 miliar dirinya bisa berangkat dan membawa Conan ke rumah sakit di Thailand.
Dia mengatakan, ketika berada di Thailand dan mendapati anaknya tidak bisa diselamatkan. Keduanya tak berpikir lagi kembali ke rumahnya di Jakarta. Mereka ingin tinggal di Thailand, tetapi akhirnya Andry dan Michelle pindah ke Bali untuk menengkan diri setelah Conan wafat.
Michelle bilang, recovery untuk menerima kenyataan itu tidak mudah. Sampai akhirnya ada pikiran untuk bunuh diri meskipun dia terus berpikir ulang tentang konsep bunuh diri. Pada suatu saat ada seorang psikolog dari Belanda yang membantunya untuk bisa move on. "Saya tiga tahun baru bisa menerima, dan menjalani hidup normal lagi." kata dia.
Setelah beberapa tahun hidup berdampingan dengan Thalassemia, mereka merasa pentingnya membangun awareness atau kesadaran akan bahayanya Thalassemia, tidak hanya bagi penderita dan keluarga, tapi juga bagi bangsa dan negara.
Untuk itu, bersamaan dengan peluncuran buku ini, Andry dan Michelle berencana membentuk sebuah yayasan dengan tujuan untuk memutus mata rantai thalassemia menuju Indonesia zero thalassemia serta menciptakan support system bagi penderita untuk bisa hidup secara optimal.
Yayasan yang diberi nama Menuju Generasi Sehat ini akan dipimpin oleh Michelle Scarlet dan Andry Ganda dan di dukung oleh Dewan Pembina yakni Yohana Elizabeth H. SPd., MPd., MBA dan Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A, bersama Dr.dr. Cashtri Meher M.Kes sebagai Dewan Pakar
Seperti diketahui, di Indonesia Thalassemia terus meningkat, dengan estimasi sekitar hampir 1.000 bayi baru lahir setiap tahunnya. Peningkatan ini terlihat dari data penderita pada tahun 2014 yaitu 6.647 kasus Thalassemia dan mencapai angka 12.125 kasus pada tahun 2022, dan mencapai peringkat 5 terbesar daftar penyakit yang menghabiskan dana BPJS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News