Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam vaksin Covid-19 sudah tersedia di Indonesia. Badan POM RI misalnya, kembali menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) pada untuk Vaksin Covid-19 COVOVAX pada 17 November 2021 kemarin. Vaksin Covid-19 ke-11 yang dapat EUA di Indonesia ini diproduksi oleh Serum Institute of India Pvt Ltd India (SII) dan diperuntukkan bagi orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Otomatis, pilihan vaksin semakin banyak. Bukan hanya Sinovac, Pfizer maupun Moderna. Achmad Miftah, dokter yang bertugas di Puskesmas Cikokol, Tangerang mengatakan, masyarkat bisa menggunakan semua jenis vaksin yang sudah direkomendasikan oleh BPOM. Miftah mengatakan, tidak ada kriteria tertentu untuk menentukan vaksin yang aman dan bisa digunakan.
“Kalau sudah keluar izin terbitnya berarti sudah melalui tahapan-tahapan uji yang dilakukan oleh BPOM. Artinya vaksin tersebut aman,” terang Miftah.
Dus, dengan semakin banyaknya pilihan vaksin, Miftah optimistis proses vaksinasi di Indonesia akan semakin cepat. “Insya Allah akan lebih cepat tergantung stok yang ada dan partisipasi masyarakat Indonesia,” pungkas dia.
Baca Juga: Pemulihan Belum Merata di Seluruh Sektor, Pertumbuhan Ekonomi Melambat di 2022
Per Rabu (24/11), penambahan vaksinasi mencapai 1.650.989 dosis, terdiri dari vaksinasi pertama dan vaksinasi kedua. Menurut data Satgas Covid-19, angka vaksinasi pertama di Indonesia bertambah 663.785. Dengan penambahan itu, total jumlah vaksinasi pertama sudah mencapai 136.080.848.
Adapun penambahan data vaksinasi kedua sebanyak 987.204. Berarti total jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 91.214.986.
Jika dibandingkan dengan total sasaran Covid-19 tersebut berarti hingga Rabu (24/11), vaksinasi dosis pertama mencapai 65,34%. Adapun tingkat vaksinasi dosis kedua di Indonesia baru mencapai 43,80%.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 24 November: Tambah 451 kasus baru, prokes jangan kendor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News