kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlu kolaborasi guna mencapai pelacakan (tracing) Covid-19 yang efektif dan optimal


Selasa, 27 Juli 2021 / 10:10 WIB
Perlu kolaborasi guna mencapai pelacakan (tracing) Covid-19 yang efektif dan optimal


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan 3T yakni pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) menjadi program kunci dalam upaya pengendalian kasus Covid-19. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan korporasi sangat urgent agar program 3T bisa berjalan lebih efektif dan optimal.

Dari sisi tracing, misalnya, epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman menyampaikan bahwa idealnya tracing dilakukan minimal hingga 80% dari kasus kontak yang teridentifikasi. Namun, rata-rata tingkat tracing di Indonesia masih belum optimal.

Padahal, memetakan dan menemukan kasus sedini mungkin sangat penting untuk meminimalisasi potensi penularan lebih lanjut.

"Kalau tracing belum memadai, nantinya isolasi dan karantina-nya juga jadi lemah. Kalau 3T lemah, ya kita nggak bisa memutus transmisi penyebaran Covid-19," kata Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/7).

Supaya tracing bisa berjalan secara efektif dan optimal, Dicky menekankan bahwa perlu ada kombinasi pelacakan secara manual dan digital, misalnya melalui aplikasi. Selain itu, penting juga untuk melibatkan kader kesehatan di wilayah setempat, sehingga pelacakan atau pengumpulan informasi bisa lebih mudah dikerjakan.

Baca Juga: Mulai minggu ini, pemerintah targetkan tes Covid-19 mencapai 400.000 orang per hari

"Dengan melibatkan kader setempat, jadi tidak ada kesan canggung untuk bertanya sudah pergi kemana? Sama siapa? Kalau yang nanya orang nggak dikenal kan susah," sambung Dicky.

Tak kalah penting ialah kolaborasi bersama korporasi atau perusahaan tempat masyarakat yang bersangkutan bekerja. "Jadi bisa tahu, sudah satu ruangan dengan siapa saja? apalagi kalau ada Satgas-nya, pelibatan kantor itu membantu optimalisasi tracing," tegas Dicky.

Dihubungi terpisah, Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Bernardus Irmanto memastikan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan nikel tersebut secara rutin melakukan testing dan tracing di lingkungan kerjanya.

Dia pun menegaskan, testing dan tracing sangat penting untuk menjaga keberlangsungan operasional bisnis dan pertambangan.

Untuk melakukan screening lebih awal terhadap potensi penyebaran, INCO melakukan testing regular untuk semua karyawan dan kontraktor dengan rapid antigen. "Setiap karyawan atau kontraktor yang reaktif kemudian harus melakukan PCR Test di rumah sakit perusahaan," ujar Bernardus.

Untuk semua PCR test positif, INCO memiliki tim untuk melakukan tracing guna mengetahui interaksi karyawan atau kontraktor.

"Mereka yang masuk tracing akan diminta melakukan test PCR juga. Saya sendiri sudah beberapa kali masuk dalam proses tracing dan harus melakukan PCR test," pungkas Bernardus. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Subsidi gaji diberikan bagi peserta BP Jamsostek di wilayah PPKM level 4 dan 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×