kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perangi Corona (Covid-19), Kepatuhan Masyarakat Terhadap 3M Jangan sampai Luntur


Sabtu, 05 Desember 2020 / 16:14 WIB
Perangi Corona (Covid-19), Kepatuhan Masyarakat Terhadap 3M Jangan sampai Luntur
ILUSTRASI. Penumpang menggunakan masker mengantre untuk memasuki bus di halte Feeder Busway, Jakarta, Jumat (4/12/2020).


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran corona (Covid-19) tetap harus dijaga. Sayangnya, pasca usai libur panjang, kepatuhan masyarakat terhadap protokol 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, tampak kedodoran.

Hal tersebut disinggung Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 dalam talkshow BNPB bertema "Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan!". Acara tersebut disiarkan secara langsung lewat sejumlah akun media sosial, Jumat (4/12).

Pada kesempatan itu, Wiku menyebutkan bahwa waktu-waktu periode Lebaran, peringatan kemerdekaan, dan Oktober lalu digunakan masyarakat untuk berlibur. Namun sayang, selang 10 hari hingga 14 hari sesudahnya, lonjakan kasus positif Covid-19 meningkat.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Sabtu (5/12): Bertambah 6.027 kasus baru, ingat selalu 3M

"Selesai libur panjang, perilaku memakai masker dan menjaga jarak terus turun, turun dan turun," ujar Wiku. Dia menegaskan, kuncinya ada pada perilaku masyarakat yang harus tetap mengikuti protokol 3M.

Bima Arya Sugiarto, Walikota Bogor yang juga survivor Covid-19 menyatakan, guna menangani Covid-19 perlu kesamaan persepsi semua pihak. Di Bogor saat ini, lanjut Arya, bed occupancy rate (BOR) rumahsakit sudah 83%.

Bima menyatakan sulit untuk bisa kembali menekan BOR di bawah 60%. "Kami hanya menyiapkan rumahsakit darurat dan hotel hotel untuk menampung OTG," tutur Bima.

Baca Juga: IDI: Sepanjang pandemi, ada 342 petugas medis wafat karena Covid-19

Wiku menambahkan, sebenarnya Indonesia bica berkaca pada Thailand dengan kondisi masyarakat yang hampir mirip dengan Indonesia. Thailand hingga kini bisa mengendalikan penyebaran kasus Covid-19.

"Kenapa Thailand bisa? karena sistem kesehatannya sudah mengakar ke masyarakat," pungkas Wiku.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×