Penulis: Virdita Ratriani
Rematik - Rematik adalah penyakit gangguan peradangan kronis yang bisa menyerang sendi dan bagian tubuh lain. Gejala rematik yang paling umum adalah nyeri sendi.
Rematik sering kali dikelompokkan dalam penyakit radang sendi atau arthritis. Namun, rematik sendiri sebenarnya juga mencakup banyak kondisi lain, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sindrom Sjögren, ankylosing spondylitis, dan lupus.
Selain itu, rematik juga bisa menyebabkan kerusakan pada organ lain, seperti jantung, paru-paru, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.
Jika tidak segera ditangani, rematik bisa menyebabkan berbagai masalah. Salah satunya adalah rasa tidak nyaman akibat nyeri yang dapat mengganggu penderitanya dalam beraktivitas.
Lantas, apa saja penyebab rematik, gejala rematik, dan pantangan rematik?
Baca Juga: Banyak Khasiatnya, Cek 5 Manfaat Buah Ciplukan untuk Kesehatan
Penyebab rematik
Rematik sebenarnya adalah penyakit autoimun, yakni kondisi ketika sistem imun pada tubuh seseorang menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.
Dalam hal ini, area persendian adalah area yang diserang oleh sistem imun pengidap rematik. Akibatnya, peradangan kronis dan rasa nyeri yang hebat pada sendi-sendi yang terserang pun terjadi.
Dirangkum dari laman Kementerian Kesehatan, belum diketahui apa penyebab rematik secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga terkait dengan masing-masing jenis penyakit ini, yaitu :
1. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan-jaringan yang membentuk sendi. Kondisi ini diduga terkait dengan faktor keturunan (genetik), juga infeksi virus atau bakteri.
Baca Juga: 5 Manfaat Buah Ceri untuk Kesehatan yang Luar Biasa, Apa Saja?
2. Sindrom Sjögren
Sindrom Sjögren terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang kelenjar penghasil cairan, seperti air liur atau air mata.
Sama seperti pada rheumatoid arthritis, kondisi ini diduga terkait dengan kelainan genetik yang disertai infeksi bakteri atau virus.
3. Ankylosing Spondylitis
Ankylosing spondylitis adalah peradangan pada bantalan di tulang belakang, yang ditandai dengan kaku dan nyeri di tulang belakang.
Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berhubungan dengan kelainan pada gen HLA-B27.
Baca Juga: 7 Manfaat Daun Singkong untuk Kesehatan dan Khasiat yang Tidak Terduga
4. Lupus
Lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehat. Kondisi ini menyebabkan peradangan di berbagai organ tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, atau paru.
Penyebab terjadinya lupus masih belum diketahui. Namun, paparan sinar matahari, infeksi, atau obat-obatan tertentu, diduga dapat memicu kemunculan gejala lupus.
5. Artritis Psoriasis
Artritis psoriasis adalah radang sendi yang terjadi pada penderita psoriasis. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga sendi.
Artritis psoriasis diduga terkait dengan kelainan genetik dan faktor keturunan. Selain itu, kondisi ini juga dapat dipicu oleh trauma fisik, serta infeksi virus atau bakteri.
Baca Juga: 10 Manfaat Daun Salam, Bisa Turunkan Gula darah, Kolesterol dan Trigliserida
Faktor risiko rematik
Di samping kondisi-kondisi di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit rematik, yakni :
1. Usia
Risiko terkena penyakit rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Jenis kelamin
Perempuan lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren. Sementara, ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.
Baca Juga: 5 Manfaat Kencur untuk Kesehatan dan Khasiat yang Luar Biasa
3. Infeksi
Paparan infeksi diperkirakan dapat memicu perkembangan penyakit rematik, seperti lupus dan skleroderma.
4. Kondisi tertentu
Rematik lebih berisiko dialami oleh orang yang menderita kondisi tertentu, seperti penyakit ginjal, hipertensi, hipertiroidisme, obesitas, diabetes, aus yang berlebihan pada sendi, trauma, dan menopause dini.
5. Faktor lingkungan
Paparan asap rokok dan polusi udara juga diduga dapat meningkatkan risiko rematik.
Baca Juga: 5 Manfaat Kunyit untuk Kesehatan dan Khasiatnya yang Luar Biasa
Gejala rematik
Gejala rematik biasanya menyakitkan, kronis, dan progresif, artinya semakin memburuk dari waktu ke waktu. Diagnosis dan pengobatan dini dapat memperlambat perkembangan penyakit rematik.
Selain itu, gejala rematik pada masing-masing penderita berbeda karena perbedaan respon imun tiap orang.
Berikut ini adalah gejala rematrik yang paling umum, yakni :
- Nyeri sendi
- Pembengkakan pada sendi.
- Kekakuan pada sendi.
- Hangat dan kemerahan di area sendi.
- Kelelahan
- Demam
- Penurunan berat badan.
Baca Juga: Mencegah & Mengobati Asam Urat, Hindari Pantangan Makanan & Minuman Asam Urat Berikut
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala spesifik yang mungkin dialami oleh penderita rematik. Berikut adalah gejala berdasarkan jenis penyakit rematik:
1. Gejala Rheumatoid Arthritis
- Sendi kaku yang memburuk di pagi hari atau bila lama tidak digerakkan.
- Demam
- Hilang nafsu makan.
2. Gejala Sindrom Sjögren
- Mulut kering
- Mata kering, perih, dan teriritasi.
- Pembengkakan pada salah satu kelenjar air liur, yaitu kelenjar parotid.
3. Gejala Ankylosing Spondylitis
- Kaku dan sakit di punggung saat berdiri atau istirahat.
- Rasa sakit mulai dari bawah sampai ke atas tulang belakang.
- Nyeri di bokong dan punggung bagian bawah yang timbul secara perlahan.
- Nyeri di bagian tubuh antara leher dan tulang belikat.
4. Gejala Lupus
- Rambut rontok
- Sensitif terhadap cahaya matahari.
- Nyeri dada
- Ruam di sekitar pipi yang berbentuk seperti kupu-kupu.
- Munculnya fenomena Raynaud, yakni perubahan pada warna jari-jari tangan atau kaki saat terpapar cuaca dingin.
5. Gejala Artritis Psoriasis
- Pembengkakan jari tangan atau kaki yang disertai nyeri dan rasa hangat.
- Nyeri di tumit atau telapak kaki.
- Sakit pinggang
- Peradangan pada mata.
- Ruam kemerahan yang tebal dan bersisik pada kulit.
Baca Juga: Mengobati Radang Tenggorokan dan Asam Urat, Ini Manfaat Secang Mengandung Antioksidan
Makanan pantangan rematik
Bagi penderita rematik, menjaga pola makan sehat penting dilakukan demi kebaikan. Penderita rematik maupun jenis arthritis lainnya, seperti osteoarthritis dan psoriatis arthritis sangat baik untuk mengonsumsi makanan anti-inflamasi.
Para penderita arthritis juga disarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang dapat memicu nyeri sendi. Berikut ini adalah beragam makanan pantangan rematik seperti dikutip dari laman WebMD:
1. Daging merah dan susu
Daging merah dan susu adalah makanan pantangan rematik. Keduanya adalah sumber utama lemak jenuh, yang dapat menyebabkan peradangan pada jaringan lemak.
Sumber lainnya termasuk produk susu berlemak penuh, hidangan pasta, dan makanan penutup berbahan dasar biji-bijian.
Baca Juga: 7 Manfaat Daun Singkong untuk Kesehatan dan Khasiat yang Tidak Terduga
2. Minyak jagung
Asam lemak omega-6 juga menjadi makanan pantangan rematik. Selain itu, konsumsilah lebih banyak asam lemak omega-3.
Asam lemak omega-6 dapat menyebabkan penambahan berat badan dan peradangan sendi jika dikonsumsi secara berlebihan. Bunga matahari, kedelai, dan minyak nabati juga merupakan sumbernya.
3. Makanan yang digoreng, makanan cepat saji, dan makanan olahan
Makanan yang digoreng, makanan cepat saji, dan makanan olahan adalah sumber utama lemak trans.
Hal itu dapat memicu peradangan di seluruh tubuh. Ditambah lagi, ketiganya dapat meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.
4. Garam
Garam juga menjadi salah satu makanan pantangan rematik. Terlalu banyak garam tidak hanya buruk bagi tekanan darah, tetapi juga memperburuk gejala rematik.
Baca Juga: 4 Manfaat Suruhan Salah Satunya Merontokkan Asam Urat Tinggi
5. Gula
Gula juga bisa membuat tubuh melepaskan bahan kimia yang disebut sitokin yang memulai proses peradangan. Untuk mengetahui kandungan gula dalam suatu produk makanan, maka periksa labelnya dan cari kata-kata yang diakhiri dengan "osa", seperti fruktosa atau sukrosa.
6. Alkohol
Alkohol juga menjadi salah satu makanan pantangan rematik.
7. Makanan yang digoreng atau dipanggang
Daging yang dimasak dengan suhu tinggi meningkatkan tingkat produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) dalam darah. Zat itu muncul pada orang yang mengalami peradangan dan lebih baik konsumsinya dikurangi bagi penderita rematik.
Demikian penjelasan mengenai penyakit rematik, gejala rematik, penyebab rematik, dan pantangan rematik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News