kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,44   -19,05   -2.06%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggunaan masker di masyarakat mulai kendor, apa yang harus dilakukan?


Selasa, 26 Oktober 2021 / 09:30 WIB
Penggunaan masker di masyarakat mulai kendor, apa yang harus dilakukan?


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker mulai turun di sejumlah wilayah. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat sebanyak 38 daerah memiliki tingkat kepatuhan pakai masker di bawah 60%. Bahkan, ada dua daerah yang tingkat kepatuhan memakai maskernya sebesar 0%.

Padahal, memakai masker dapat mengurangi risiko penularan covid-19 secara signifikan. Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, penggunaan masker bisa menurunkan risiko penularan covid-19 hingga 70%.

“Itulah sebabnya dalam setiap pemodelan epidemiologi, pemodelan tren kasus kurva pandemi (covid-19), itu hanya dengan menempatkan asumsi bahwa katakanlah 95% dari masyarakatnya itu disiplin menggunakan masker itu akan sangat signifikan menurunkan kasus infeksi,” terang Dicky kepada Kontan.co.id (25/10).

Baca Juga: Kasus COVID-19 terendah sejak Mei tahun lalu, tetap disiplin protokol kesehatan

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, tingkat kepatuhan masyarakat yang menurun didorong  oleh sejumlah hal. Misalnya saja mulai dari persepsi masyarakat yang sudah merasa aman dari risiko penularan lantaran sudah divaksin, persepsi bahwa keadaan sudah kembali normal, langkah penindakan terhadap aturan protokol kesehatan yang kurang tegas, hingga contoh perilaku pejabat tertentu yang abai menggunakan masker.

Melihat kondisi yang demikian, Trubus menilai bahwa pemerintah sebaiknya tegas menindak pejabat yang tidak disiplin menggunakan masker. Sebab perilaku yang demikian bisa memberikan contoh yang buruk bagi masyarakat.

“Jadi sanksi tegasnya bukan ditujukan ke masyarakat, kalau ke masyarakat nanti malah bisa timbul resistensi,” kata Trubus kepada Kontan.co.id, Senin (25/10).

Baca Juga: Tekan penyebaran Covid-19, kehadiran sentra vaksin peduli ibu hamil jadi penting

Selain menindak tegas pejabat yang abai menggunakan masker, Trubus juga menyarankan agar pelaksanaan vaksin booster untuk masyarakat bisa dipercepat. Sementara itu, Dicky menilai bahwa pemerintah perlu menerapkan sanksi yang mendidik untuk meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker. Bentuk sanksinya bisa berupa sanksi sosial maupun kerja sosial.

“Sanksinya tidak mesti dalam bentuk pidana, tidak mesti. Ini tentu akan sangat efektif kalau pihak masyarakat dilibatkan, pihak civil society dilibatkan sebagai pemantau dan penguat regulasi ini,” terang Dicky.

Baca Juga: Moderna says its Covid-19 vaccine protective, safe in young children

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Senin (25/10) ada tambahan 460 kasus baru yang terinfeksi Corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.240.479 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 1.236 orang sehingga menjadi sebanyak 4.083.690 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 30  orang menjadi sebanyak 143.235 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 13.554 kasus, berkurang 806 kasus aktif dibanding sehari sebelumnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Baca Juga: Termasuk Indonesia, Singapura longgarkan syarat masuk turis negara kategori III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×