Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, sebesar 95% pasien gagal ginjal akut anak yang dirawat di RSCM, Jakarta menunjukkan perkembangan membaik.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, perkembangan membaik tersebut usai penggunaan fomepizole.
"Artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan," kata Syahril dalam keterangan tertulis, Jumat (4/11).
Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan Penggunaan 8 Obat Sirup dengan EG & DG yang Dilarang BPOM
Indonesia sendiri saat ini memiliki 246 vial fomepizol, dimana sebagian besar atau 87% merupakan donasi dari negara lain. Kemudian sudah 17 rumah sakit di 11 Propinsi yang mendapatkan distribusi Fomepizole.
Donasi fomepizole didapatkan dari Australia sebanyak 16 vialndan Jepang 200 vial. Ditambah pemerintah yang membeli langsung dari Singapura sebanyak 30 vial.
"Pertimbangan pemberian fomepizol karena adanya perbaikan kondisi pasien setelah diberikan terapi pengobatan Fomepizole, ini membuktikan pengobatannya efektif menyembuhkan dan mengurangi perburukan gejala," imbuhnya.
Syahril menegaskan, Kemenkes tidak mengkomersilkan fomepizole untuk terapi pengobatan gagal ginjal akut atipikal pada anak.
"Kami sampaikan tidak ada komersialiasi obat-obatan oleh Kemenkes, tetapi semata mata hanya untuk menyelamatkan anak anak," tegasnya
Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengindikasikan penyebab gagal ginjal dikarenakan etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan lainnya. Adapun untuk penyembuhannya, fomepizole menjadi opsi antidot.
Baca Juga: Waspada 6 Gejala Penyakit Ginjal yang Penting Untuk Diketahui
"Jadi bukan berdasarkan asumsi semata. Terakhir kita bisa lihat kasus sejak 18 oktober sudah turun, sejak dikeluarkannya SE Dirjen Yankes yang meminta tenaga kesehatan dan apotik untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirop kepada masyarakat," pungka Syahril.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News