kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Parasetamol bagi ibu hamil pengaruhi perilaku anak


Kamis, 18 Agustus 2016 / 10:02 WIB
Parasetamol bagi ibu hamil pengaruhi perilaku anak


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kehati-hatian wajib diterapkan bagi ibu hamil, terutama saat akan konsumsi obat. Ibu hamil disarankan tidak minum obat pereda nyeri secara sembarangan tanpa resep dokter, karena akan berimbas negatif bagi janin.

Dilansir dari Fox News, para peneliti di Inggris menganalisa data survei dari sekitar 7.800 ibu yang pernah hamil dan menemukan bahwa lebih dari setengahnya diketahui pernah mengonsumsi acetaminophen, beberapa kali selama kehamilan. Acetaminophen adalah obat pereda nyeri atau sakit, atau yang terkenal dengan sebutan parasetamol.

Sekitar 5% anak-anak dari ibu yang mengonsumsi obat dengan kandungan acetaminophen selama hamil, didapati memiliki gangguan perilaku pada usia 7 tahun, seperti hiperaktif dan masalah emosional. Dan kondisi ini diketahui lebih berdampak pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki.

Walau begitu, penulis utama studi Evie Stergiakouli dari University of Bristol di Inggris Raya mencatat, ini tidak berarti setiap ibu hamil harus menghindari acetaminophen sebagai obat untuk meredakan nyeri maupun rasa sakit selama kehamilan.

Namun, selama masih ada cara lain untuk meredakan sakit, ibu hamil dapat mengambil cara yang lebih aman ketimbang mengonsumsi obat, atau minta rekomendasi dokter sebelum mengonsumsi obat apapun.

“Kebanyakan obat pereda nyeri lain tidak dianggap aman untuk digunakan selama kehamilan,” imbuh Stergiakouli.

Menanggapi hasil tersebut, kata Hal Lawrence, Wakil Presiden Eksekutif dan Chief Executive American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) mengatakan, penelitian ini tidak membuktikan acetaminophen, yang juga dikenal sebagai parasetamol, langsung menyebabkan masalah perkembangan pada anak.”

“Gangguan perilaku bukan disebabkan karena hal tunggal. Sebab, otak anak tidak berhenti berkembang sampai setidaknya usia 15 bulan, sehingga masih menyisakan ruang bagi faktor-faktor yang mungkin menyebabkan gangguan perilaku pada anak."

Keterbatasan penelitian ini terletak pada kurangnya data tentang dosis atau lamanya penggunaan acetaminophen, para penulis mencatat dalam JAMA Pediatrics.

Penelitian ini juga mengandalkan ingatan orangtua tentang penggunaan acetaminophen dan masalah perilaku yang diamati pada anak-anak mereka.

Dr Aisling Murphy, seorang peneliti di kebidanan dan ginekologi di University of California, Los Angeles, yang tak terlibat dalam penelitian mengatakan, "Walau penelitian ini tidak dapat membuktikan secara pasti tentang hubungan antara acetaminophen dengan gangguan perilaku pada anak, secara umum, ibu hamil tetap perlu menghindari paparan obat apapun, termasuk acetaminophen, selama kehamilan. Jadi, mintalah rekomendasi dokter kandungan sebagai cara paling aman.”

(Ayunda Pininta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×