kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Covid-19 mereda, saat ini jadi momentum tepat menggencarkan vaksinasi


Selasa, 02 November 2021 / 09:30 WIB
Pandemi Covid-19 mereda, saat ini jadi momentum tepat menggencarkan vaksinasi


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 di Indonesia semakin mereda. Hal itu terlihat dari penambahan kasus baru harian yang jumlahnya kurang dari 1.000 kasus dalam dua minggu terakhir. Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan kasus baru harian saat puncak gelombang kedua yang mencapai 51.000 kasus pada pertengahan Juli 2021.

Di saat yang sama, program vaksinasi terus dijalankan pemerintah. Berdasarkan data di situs web Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 1 November 2021 pukul 12.00 WIB, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 120 juta atau setara 57,64% dari target 208,27 juta. Sementara itu, vaksinasi dosis kedua baru mencapai 74 juta atau setara 35,57% dari target.

Jika dilihat lebih rinci, vaksinasi untuk tenaga kesehatan dan petugas publik sudah mencapai lebih dari 100%, baik untuk dosis 1 dan dosis 2. Akan tetapi, ada tiga kelompok yang masih belum mencapai target, yaitu orang lanjut usia, masyarakat rentan dan umum, serta kelompok usia 12-17 tahun.

Baca Juga: BPOM izinkan anak 6-11 tahun dapat vaksin Sinovac, ini kata Kemenkes

Melihat kondisi ini, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai, situasi meredanya Covid-19 dapat menjadi momentum yang sangat baik untuk melakukan percepatan vaksinasi. Pasalnya, saat ini, tenaga kesehatan yang jumlahnya terbatas benar-benar dapat difokuskan untuk program vaksinasi.

Terlebih lagi, Indonesia maupun mancanegara masih berisiko menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19 serta kemunculan varian baru. "Kalau kasus Covid-19 kembali menanjak, tenaga kesehatan akan teralihkan fokusnya, tenaganya, dan jumlahnya. Saat ini sampai awal tahun 2022, penting bagi pemerintah untuk menggencarkan upaya vaksinasi, " ungkap Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/11).

Menurut Dicky, kelompok masyarakat rawan menjadi pihak yang harus menjadi prioritas pemerintah dalam percepatan vaksinasi. Pasalnya, kelompok ini memang perlu perhatian lebih jika dilihat dari sisi kondisi tubuh maupun pekerjaannya.

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 per 1 November: Ada penambahan vaksinasi 780.283 dosis

Wilayah-wilayah yang pencapaian vaksinasi dosis 1 dan dosis 2 masih berada di bawah rata-rata nasional juga perlu menjadi prioritas. Alasannya, rawan terjadi persebaran Covid-19 yang lebih masif di wilayah-wilayah yang masih minim vaksinasi.

Dicky menyampaikan, masih banyak sekali wilayah di luar pulau Jawa dan daerah perifer yang perlu digencarkan vaksinasinya. "Dalam konteks melindungi masyarakat dari ancaman gelombang ketiga dan varian apapun harus merujuk kepada berapa jumlah masyarakat kita yang sudah divaksinasi dengan dosis lengkap," tutur Dicky.

Untuk itu, menurut dia, pemerintah harus memastikan pemerataan distribusi vaksin sesuai dengan keberadaan warga negara yang masuk kelompok rawan tersebut. Pemerintah juga dapat melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indoensia (Polri) untuk  membantu pelaksanaan percepatan vaksinasi.

Baca Juga: Kemenkes tunggu rekomendasi ITAGI dan IDAI untuk vaksinasi anak 6 -11 tahun

Menurut Dicky, TNI dan Polri dapat berperan sebagai tambahan sumber daya manusia di bidang kesehatan maupun membantu pemerintah untuk mencapai daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan kendaraan yang dimiliki.

Di samping itu, pemerintah juga dapat menambah jumlah tenaga yang memvaksin dengan melibatkan relawan setempat. Misalnya, mahasiswa yang bersekolah di jurusan kedokteran maupun keperawatan serta organisasi masyarakat yang memang biasa terlibat dalam kegiatan warga.

Peran relawan setempat dibutuhkan sebagai strategi dalam meningkatkan literasi dan komunikasi risiko, baik sebelum, saat, dan sesudah vaksinasi. "Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan yang lebih besar karena cakupannya mulai mengarah ke wilayah yang tidak ramah secara geografi dan terdapat pemahaman yang salah terhadap vaksinasi," kata Dicky.

Untuk melancarkan vaksinasi di wilayah-wilayah terpencil, pemerintah juga perlu meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta khususnya dalam hal penyediaan cold chain sebagai tempat penyimpanan vaksin. Pemerintah juga perlu membagi tugas secara jelas antara pemerintah pusat, provinsi, hingga kota/kabupaten.

Baca Juga: Konsep Segitiga Epidemi COVID-19, kenali 3 faktor penularan virus corona

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Senin (1/11) ada tambahan 403 kasus baru yang terinfeksi Corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.244.761 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 784 orang sehingga menjadi sebanyak 4.089.419 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 18 orang menjadi sebanyak 143.423 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 11.919 kasus, berkurang 399 kasus aktif dibanding sehari sebelumnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Baca Juga: BKF: Pelonggaran pembatasan aktivitas dorong kinerja sektor manufaktur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×