Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron mulai terkendali hingga 7 Maret 2022. Namun WHO mengingatkan ada varian baru turunan Omicron yang bisa mengganggu pengendalian pandemi Covid-19.
Virus corona varian Omicron diketahui memiliki subvarian baru yang disebut BA.3. Seperti apa gejala dan tingkat penularan subvarian Omicron BA.3?
Studi terbaru WHO terhadap virus corona subvarian Omicron, menemukan silsilah anggota keluarga baru, yakni subvarian BA.3. Ahli penyakit menular WHO Maria van Kerkhove menyebut, Omicron masih merupakan variant of concern atau varian yang menjadi perhatian.
Oleh karena itu, pihaknya telah melacak beberapa subvarian dan menemukan beberapa yang paling menonjol terdeteksi di seluruh dunia. “Yang paling menonjol terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1, dan BA.2. Ada juga yang terbaru BA.3, serta turunan lainnya,” jelas Maria, dikutip dari Live Mint (6/3/2022).
Apa itu subvarian Omicron BA.3?
Dikutip dari Live Mint, varian Omicron adalah varian virus corona yang paling banyak bermutasi sejauh ini. Varian ini memiliki tiga garis keturunan, yakni BA.1, BA.2, dan yang terbaru BA.3.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medical Virology (2022), menunjukkan eksistensi subvarian BA.3. Dijelaskan, pada subvarian Omicron BA.3, tidak ditemukan mutasi spesifik pada protein Spike atau protein S. Sebaliknya, untuk subvarian BA.3, ada kombinasi mutasi pada protein S milik BA.1 dan BA.2.
Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Sampai 14 Maret 2022, Daerah Ini Masih Level 4
Ditemukan di barat laut Afrika Selatan
Masih dari penelitian yang sama, subvarian terbaru ini pertama kali terdeteksi di barat laut Afrika Selatan. Sementara dua subvarian sebelumnya, BA.1 dan BA.2 juga ditemukan di Benua Afrika, yakni masing-masing di Botswana dan Afrika Selatan. “Oleh karena itu, virus yang berkembang secara bersamaan dan dari tempat yang sama memiliki peluang yang sama untuk menyebar ke seluruh dunia,” tulis penelitian tersebut.
Tingkat penularan subvarian Omicron BA.3
Subvarian Omicron BA.3 menyebar dengan kecepatan yang sangat rendah. Subvarian Omicron BA.3 ini juga menyebabkan lebih sedikit kasus dibanding BA.1 dan BA.2.
Hal tersebut, dilansir dari penelitian yang sama, kemungkinan karena hilangnya enam mutasi dari BA.1, yakni ins214EPE, S371L, G496S, T547K, N856K, dan L981F. Ataupun karena mendapatkan dua mutasi dari BA.2, yakni S371F dan D405N. Penelitian juga menyebutkan bahwa Omicron sejauh ini dianggap sebagai varian Covid-19 dengan gejala paling ringan, tetapi dapat mengembangkan beberapa mutasi yang kemungkinan menyebabkan penyakit serius.
Gejala Omicron subvarian BA.3
Dilansir dari Times of India, gejala akibat infeksi subvarian Omicron BA.3 cukup ringan dan hampir sama dengan BA.1 dan BA.2. Gejala umum infeksi subvarian BA.3 antara lain:
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Bersin-bersin
- Sakit kepala
- Nyeri tubuh
- Demam ringan.
Demikian informasi tentang penemuan virus corona subvarian Omicron BA.3. Jika ada gejala Omicron BA.3 di atas, segera isolasi mandiri dan lakukan tes.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Subvarian Virus Corona Omicron BA.3, Gejala, dan Penularannya",
Penulis : Diva Lufiana Putri
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News