kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Olahraga Ini Tidak Boleh Dilakukan saat Malam, Ini Efek Samping yang Bisa Timbul


Rabu, 11 Oktober 2023 / 19:05 WIB
Olahraga Ini Tidak Boleh Dilakukan saat Malam, Ini Efek Samping yang Bisa Timbul


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Saat ini banyak masyarakat yang berolahraga saat malam. Sejalan dengan tren ini, muncul beberapa kasus mendadak meninggal setelah berolahraga malam banyak terjadi di beberapa daerah. 

Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah olahraga saat malam hari aman dilakukan?

Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan, olahraga terbaik memang dilakukan di waktu pagi saat tubuh dalam kondisi segar. 

Namun, jika memang tidak ada waktu untuk melakukannya di pagi hari, maka olahraga boleh saja dilakukan di malam hari.

Baca Juga: 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Penyakit Jantung, Bisa Buat Pencegahan Juga

Menurutnya, olahraga boleh dilakukan di malam hari namun yang terpenting adalah memilih jenis olahraganya. 

Olahraga yang boleh dilakukan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Seperti jalan kaki santai, sepeda santai, berenang, yoga, dan latihan peregangan.

“Jadwal terbaik untuk melakukan olahraga di malam hari adalah 90 menit sebelum tidur, karena manfaat yang dapat dirasakan adalah membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi stres dan kecemasan,”jelas Ira, dikutip dari situs UM Surabaya.

Olahraga yang tidak boleh dilakukan saat malam

Olahraga yang tidak dianjurkan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas berat. Olahraga jenis ini seperti lari cepat, balap sepeda, angkat beban berat, berenang dengan patokan target, sepakbola, tenis.

Selain itu olahraga dengan unsur kompetisi/permainan yang memicu hormon adrenalin keluar secara berlebihan, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat juga sebaiknya dihindari dilakukan saat malam.

“Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, apalagi seseorang dengan usia 50 tahun ke atas yang tidak dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas berat,”imbuhnya.

Ira menambahkan, jika terjadi serangan jantung mendadak saat berolahraga, itu disebabkan karena terlalu memaksakan tenaga saat berolahraga. 

Baca Juga: 10 Khasiat Daun Sirih yang Menakjubkan dan Jarang Diketahui, Cek Apa Saja

Apalagi sebelumnya belum pernah melakukan olahraga yang menyebabkan fisik tidak siap, dan kurangnya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai olahraga.

“Serangan jantung mendadak terjadi pada seseorang yang memang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia,”imbuhnya lagi.

Gejala yang muncul saat serangan jantung adalah seseorang mengeluh nyeri dada, mendadak sesak napas, hingga penurunan kesadaran. Hingga harus segera mendapat pertolongan medis.

“Pentingnya memilih olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan tetap memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, merupakan cara untuk mencegah terjadinya serangan jantung saat berolahraga,”pungkas Ira. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×