Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koalisi global Millers for Nutrition resmi diluncurkan di Indonesia sebagai bagian dari upaya mempercepat fortifikasi pangan skala besar (Large-Scale Food Fortification/LSFF) demi meningkatkan status gizi masyarakat dan produktivitas nasional.
Inisiatif ini menjadi bagian penting dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Bantuan Pangan Juni-Juli 2025 Segera Disalurkan, Wilayah Timur Jadi Prioritas
Salah satu tantangan utama dalam mencapai visi tersebut adalah masih tingginya prevalensi defisiensi mikronutrien seperti anemia defisiensi besi, defisiensi iodium, dan vitamin A, yang berdampak pada kesehatan ibu dan anak, kecerdasan generasi muda, hingga produktivitas tenaga kerja.
"Fortifikasi pangan terbukti menjadi intervensi paling efektif dan efisien untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro," ujar Amich Alhumami, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas, dalam sambutan yang disampaikan oleh Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, Diah Lenggogeni dalam keterangan resminya, Jumat (13/6).
Peluncuran dilakukan dalam acara bertajuk "Fortifikasi Pangan Skala Besar untuk Kesehatan, Status Gizi, dan Produktivitas", yang diselenggarakan oleh Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) dan TechnoServe, dengan dukungan para pemangku kepentingan seperti Bappenas, Badan Pangan Nasional, BULOG, APTINDO, GIMNI, AIMMI, PERPADI, serta sejumlah produsen pangan terfortifikasi.
Baca Juga: Pemerintah Segera Salurkan Bantuan Pangan, Wilayah Timur Jadi Prioritas
Koalisi Millers for Nutrition, yang telah beroperasi di delapan negara Asia dan Afrika, hadir untuk mendukung penggilingan pangan dalam memfortifikasi makanan pokok seperti tepung terigu, minyak goreng, dan beras.
Dukungan teknis dan konsultasi bisnis akan diberikan untuk memperkuat kualitas produksi, meningkatkan daya saing, dan memperluas akses pasar.
"Kami ingin menyatukan para pemangku kepentingan yang memiliki semangat untuk memajukan fortifikasi pangan di Indonesia. Bersama, kita bisa mengubah masa depan gizi bangsa," ujar Monojit Indra, Senior Practice Leader TechnoServe dan Program Leader Millers for Nutrition Asia.
Penghargaan kepada Pionir Fortifikasi Indonesia
Baca Juga: Pemerintah Alokasikan Rp 4,9 Triliun untuk Bantuan Pangan Beras Juni-Juli
Sebagai bentuk apresiasi, koalisi juga memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang berkontribusi aktif dalam implementasi fortifikasi pangan:
- APTINDO – Kepemimpinan Fortifikasi Tepung Terigu Indonesia
- GIMNI & AIMMI – Kepemimpinan Fortifikasi Minyak Goreng Indonesia
- Ir. Sutarto Alimoeso, MM – Penggerak Fortifikasi Beras Indonesia
Sejumlah produsen beras juga mendapat pengakuan sebagai Pionir Industri Beras Fortifikasi di Indonesia:
- PT Thara Jaya Niaga
- PT Food Station Tjipinang Jaya (PERSERODA)
- PT Sinar Makmur Komoditas
- PT Microfin Cipta Perdana
- PT Dewa Tunggal Abadi
- PT Siamo Berkah Sejahtera
- PERUM BULOG
- PT Buyung Poetra Sembada Tbk
- PT Pangan Nabati Umbi Nusantara
Baca Juga: BI Proyeksikan Inflasi 2025 Tetap Terkendali, Didukung Sinergi Pengendalian Pangan
Fortifikasi pangan kini menjadi prioritas lintas sektor dalam agenda pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Kolaborasi erat antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi kunci keberhasilan program ini.
Selanjutnya: Rencana Ekspor Listrik Indonesia ke Singapura Makin Benderang
Menarik Dibaca: iPhone 16 Harga Juni 2025 vs iPhone 16 Pro, Cek Review Singkat Berikut Ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News