kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski Ringan Jangan Anggap Sepele, Kenali Ciri-Ciri Gejala Omicron


Jumat, 09 September 2022 / 14:04 WIB
Meski Ringan Jangan Anggap Sepele, Kenali Ciri-Ciri Gejala Omicron
ILUSTRASI. Meski ringan, jangan anggap sepele, kenali ciri-ciri gejala Omicron. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Omicron saat ini mendominasi kasus Covid-19 di dunia, termasuk Indonesia. Meski ringan, jangan anggap sepele, kenali ciri-ciri gejala Omicron dan subvariannya.

Secara umum, Omicron dan subvariannya menyebabkan gejala dan penyakit yang lebih ringan dari varian sebelumnya seperti Delta, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). 

Bahkan, mengutip Health, menurut sebuah studi Agustus 2022 yang terbit di JAMA Network Open, lebih dari 56% orang yang kemungkinan terinfeksi Omicron tidak tahu mereka terpapar Omicron karena tidak memiliki gejala.

Tapi, itu tidak berarti Omicron dan subvariannya sama sekali tidak berbahaya untuk semua orang. Beberapa orang masih berisiko terkena penyakit parah, rawat inap, bahkan kematian. 

Data WHO menunjukkan, secara global, mulai 5 Agustus hingga 5 September 2022, ada 118.028 sekuens SARS-CoV-2 yang masuk melalui GISAID. Sebanyak 117.317 urutan atau 99,4% adalah varian Omicron.

Baca Juga: Kabar Baik, Jumlah Kasus Mingguan Covid-19 Secara Global Terus Turun

Meski menyebabkan gejala atau penyakit lebih ringan, Omicron menyebar lebih mudah dibandingkan varian sebelumnya, termasuk Delta. 

Menurut CDC, siapa pun dengan infeksi Omicron, terlepas dari status vaksinasi atau memiliki gejala atau tidak, tetap bisa menyebarkan virus ke orang lain. 

Selain itu, Omicron dapat menyebabkan infeksi ulang, bahkan pada orang yang telah pulih dari Covid-19.

Masa inkubasi Omicron

Omicron dan subvariannya memiliki masa inkubasi yang lebih pendek, yang berarti butuh lebih sedikit waktu untuk gejala muncul setelah terpapar virus.

"Omicron memiliki masa inkubasi terpendek yang pernah kami lihat," kata Dr. Amesh Adalja, ahli penyakit menular di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins AS, kepada Health.

Masa inkubasi Omicron hanya sekitar tiga hari dibandingkan dengan varian Delta yang lima hari dan virus corona asli yang lebih dari 5 hari, menurut laporan Desember 2021 yang terbit di Morbidity CDC.

Baca Juga: Sedihnya, 10,5 Juta Anak di Dunia Menjadi Yatim Piatu Gara-gara COVID-19

Menurut Dr. Adalja, masa inkubasi Omicron yang pendek mungkin dipengaruhi oleh kekebalan yang terbangun dalam dua tahun terakhir. 

Sebagian besar populasi telah terpapar Covid-19 pada satu titik atau lainnya melalui vaksinasi atau infeksi sebelumnya, yang berarti sistem kekebalan mereka sudah siap untuk beraksi lebih cepat. 

"Seberapa cepat gejala terjadi secara langsung terkait dengan saat sistem kekebalan Anda mengenali dan merespons virus," ungkap Dr. Adalja.

Masa inkubasi yang lebih pendek juga berarti, orang bisa munjukkan hasil tes positif lebih cepat, karena gejala yang muncul. 

Berdasarkan pedoman dari CDC, Anda harus melakukan tes segera setelah mulai merasakan gejala seperti pilek atau flu.

Baca Juga: Semua Daerah Tetap Berstatus PPKM Level 1 meski Positivity Rate di Atas Standar WHO

Gejala Omicron

Karena masa inkubasi Omicron yang lebih pendek, mereka yang terinfeksi akan mulai menunjukkan gejala lebih cepat. 

Terutama karena Omicron cenderung tidak terlalu parah, gejala suatu kasus mungkin terlihat sangat mirip dengan flu biasa, atau bahkan alergi.

"Saat tubuh Anda mulai mengenali fakta bahwa telah terinfeksi, sistem kekebalan Anda akan mulai mengambil tindakan, dan tindakan itu adalah gejala yang Anda rasakan: kelelahan, sakit kepala, tidak enak badan," kata Dr. Adalja. 

Orang mungkin saat tes tidak menunjukkan hasil positif selama gejala awal ini, hanya karena tidak ada cukup virus di dalam tubuh untuk muncul pada tes, Dr. Adalja menambahkan.

Meskipun gejala Omicron tidak berbeda secara drastis dari varian Delta, mereka bermanifestasi secara berbeda, Pia MacDonald, ahli epidemiologi penyakit menular di RTI International, mengatakan kepada Health

Baca Juga: WHO: 1 Juta Orang Meninggal Akibat Covid-19 di Tahun 2022

Mengacu data CDC, gejala yang paling sering orang laporkan yang terpapar varian Omicron asli adalah:

  • batuk
  • kelelahan
  • sakit kepala
  • hidung tersumbat
  • pilek

Penelitian yang terbit pada April 2022 di The Lancet juga menemukan, sakit tenggorokan dan suara serak lebih sering terjadi pada infeksi Omicron dibandingkan dengan Delta.

Sementara hilangnya rasa dan bau, yang merupakan gejala umum varian sebelumnya, lebih kecil kemungkinannya terjadi pada Omicron. 

Menurut sebuah studi Mei 2022 yang terbit dalam jurnal Otolaryngology-Head and Neck Surgery, gejala kehilangan penciuman dan pengecapan hanya 17% untuk Omicron, 44% untuk Delta, dan 50% untuk Alpha.

Sementara beberapa laporan menyebutkan, gejala gastrointestinal atau masalah sistem pencernaan juga lebih umum dengan Omicron dari varian sebelumnya.

Itulah ciri-ciri gejala Omicron. Meski ringan, jangan anggap sepele, ya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×