kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menguak mitos "belum lima detik"


Kamis, 15 September 2016 / 13:10 WIB
Menguak mitos


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Para peneliti kini membantah dengan tegas aturan 5 detik, dimana aturan tersebut mengatakan bahwa makanan yang tampaknya tetap 'aman' untuk dimakan walau telah dijatuhkan di lantai asal tidak lebih dari 5 detik.

Dengan menguji berbagai makanan pada permukaan berbeda untuk melihat seberapa cepat bakteri dapat masuk kedalam suatu makanan, mereka menemukan bukti bahwa bakteri dapat melompat pada makanan yang jatuh ke permukaan hanya dalam waktu dibawah 1 detik.

"Gagasan populer dari 'aturan 5 detik' adalah makanan dijatuhkan di lantai tapi diambil kembali dengan cepat, maka makanan tersebut sebenarnya aman untuk dimakan, karena bakteri membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat memasuki makanan tersebut", ujar anggota tim peneliti, Donald Schaffner dari Universitas Rutgers.

Untuk membuktikan gagasan tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan suatu percobaan.

Tim peneliti kemudian memilih empat jenis permukaan - stainless steel, keramik, kayu, dan karpet. Kemudian dipilihlah sejumlah makanan yang berbeda untuk dijatuhkan nantinya. Semangka, roti kering, roti mentega, dan permen gummy termasuk dalam sejumlah makanan yang diikutsertakan dalam uji coba ini.

Berbagai jenis makanan tersebut kemudian dijatuhkan di setiap permukaan bakteri yang tertutup, dan dibiarkannya untuk berbagai varian waktu yakni 1 detik, 5 detik, 30 detik, dan 300 detik.

Hasilnya, tim menemukan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi kecepatan bakteri dalam memasuki makanan adalah jumlah kadar air nya, diikuti oleh jenis permukaan dimana makanan tersebut jatuh.

"Transfer bakteri dari permukaan makanan tampaknya akan terpengaruh besar oleh kelembaban”, ujar Schaffner.

"Selain itu, bakteri tidak memiliki kaki, mereka bergerak dengan memanfaatkan kelembaban dan basah makanan, sehingga semakin tinggi risiko suatu makanan dimasuki bakteri”, tambahnya.

Ada beberapa temuan yang mengejutkan pula. Anda mungkin berpikir bahwa karpet yang cenderung untuk menangkap remah-remah dan kotoran, akan menjadi media yang cepat bagi bakteri untuk memasuki makanan. 

Namun, para peneliti justru menemukan karpet justru benar-benar yang terbaik untuk mempersulit makanan dimasuki bakteri. Hal ini terjadi karena struktur karpet itu sendiri ternyata meminimalkan jumlah kontak bakteri dengan makanan. (Intisari-online/Rafael Ryandika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×