kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Talasemia, Hindari Penyakit Keturunan Ini dengan Cara Deteksi Dini


Rabu, 11 Mei 2022 / 14:33 WIB
Mengenal Talasemia, Hindari Penyakit Keturunan Ini dengan Cara Deteksi Dini
ILUSTRASI. Mengenal Talasemia, Hindari Penyakit Keturunan Ini dengan Cara Deteksi Dini.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Talasemia adalah penyakit keturunan atau kelainan genetik akibat kelainan sel darah merah yang bisa menyebabkan penderita harus melakukan transfusi darah sepanjang usia. Penyakit ini bisa Anda cegah melalui cara deteksi dini berikut ini.

Talasemia bisa diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat. Seorang pembawa sifat talasemia secara kasat mata tampak sehat atawa tidak bergejala, hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin. 

Cara mengetahui seorang talasemia dilakukan melalui pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia, pucat, lemas, riwayat transfusi darah berulang, serta pemeriksaan darah hematologi dan Analisa Hb.

Berdasarkan data dari Yayasan Talasemia Indonesia, terjadi peningkatan kasus talasemia yang terus menerus. Pada 2012, ada sebanyak 4.896 kasus talasemia. Tapi, per Juni 2021, penyandang talasemia di Indonesia mencapai 10.973 kasus.

Dari sisi pembiayaan, menurut data BPJS Kesehatan tahun 2020, beban pembiayaan kesehatan sejak 2014 sampai 2020 terus meningkat. Talasemia menempati posisi ke-5 di antara penyakit tidak menular dengan biaya Rp 2,78 triliun pada 2020.

Baca Juga: 10 Makanan Ini Efektif Menurunkan Gula Darah, Baik untuk Penderita Diabetes

Pelaksana Tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Elvieda Sariwati mengatakan, deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat.

Secara klinis, ada tiga jenis talasemia, yakni talasemia mayor, talasemia intermedia, dan talasemia minor/trait/pembawa sifat.
Pasien talasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup dengan rentang 2-4 minggu sekali.

Berdasarkan hasil penelitian Eijkman tahun 2012, angka kelahiran bayi dengan talasemia mayor sekitar 20% atau 2.500 anak dari jumlah penduduk Indonesia 240 juta.

Pasien talasemia intermedia membutuhkan transfusi darah, tetapi tidak rutin. Sementara pasien talasemia minor/trait/pembawa sifat secara klinis sehat, hidup seperti orang normal secara fisik dan mental, tidak bergejala dan tidak memerlukan transfusi darah.

"Sampai saat ini, talasemia belum bisa disembuhkan namun dapat dicegah kelahiran bayi talasemia mayor dengan cara menghindari pernikahan antarsesama pembawa sifat, atau mencegah kehamilan pada pasangan pembawa sifat talasemia yang dapat diketahui melalui upaya deteksi dini terhadap populasi tertentu," kata Elvieda, Selasa (10/5), dikutip dari akun Facebook Kemenkes.

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Gejala Gula Darah Tinggi, Kenali biar Makin Waspada Diabetes

Kemenkes memberikan himbauan kepada pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk bisa berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian talasemia dengan cara deteksi dini:

  • Meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan talasemia mayor. Caranya, dengan meningkatkan informasi dan edukasi kepada masyarakat dan melaksanakan skrining/deteksi dini untuk keluarga penyandang talasemia. 
  • Melaksanakan deteksi dini pada calon pengantin yang belum memiliki kartu deteksi dini.
  • Melaksanakan penjaringan kesehtan pada anak sekolah dengan integrasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
  • Mendorong Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.

Itulah cara deteksi dini untuk mencegah talasemia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×