Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Beberapa anak mengalami gangguan belajar seperti disleksia yaitu gangguan membaca atau disgrafia atau gangguan saat menulis.
Mengutip dari Mayo Clinic, disleksia adalah gangguan belajar dimana penderitanya mengalami kesulitan membaca yang disebabkan oleh masalah memahami suara pada huruf.
Anak disleksia mengalami kesulitan saat menghubungkan suara dengan huruf atau kata. Mereka membutuhkan waktu yang lebih saat membaca karena gangguan ini.
Tidak jarang anak disleksia mengalami kesulitan saat mengeja, menulis, dan sulit berbicara dengan jelas. Penderita gangguan ini mungkin mengalami kesulitan saat belajar, namun tidak mempengaruhi kecerdasannya.
Anak yang menderita disleksia memiliki kecerdasan dan penglihatan yang normal sama seperti kebanyakan anak-anak lainnya.
Membutuhkan ketelatenan yang lebih dan kesabaran saat mengajari anak penderita disleksia agar mereka memahami pembelajaran.
Baca Juga: 5 Makanan ini baik untuk perkembangan kecerdasan otak anak
Penyebab disleksia
Bersumber dari Web MD, disleksia disebabkan oleh gangguan saraf di otak yang bertugas memproses bahasa.
Karena saraf tersebut tidak bekerja dengan baik mengakibatkan penderita disleksia kesulitan menyusun kata-kata.
Beberapa kasus disleksia menyebabkan penderitanya terbalik saat menyusun kata seperti "kamu" menjadi "umak".
Namun jenis gangguan yang diderita bisa berbeda tergantung dengan individunya. Selain karena gangguan saraf, disleksia bisa diturunkan dari kerabat atau orang tua.
Ciri-ciri penderita disleksia
Anda bisa mengetahui buah hati mengalami disleksia jika ia menunjukkan beberapa tanda khas. Berikut ini ciri-ciri penderita disleksia sesuai umur dirangkum dari Healthline..
Sebelum umur 5 tahun
- Kesulitan saat belajar dan mengingat nama huruf.
- Kesulitan memahami huruf yang ada di nama mereka.
- Sulit memahami pola irama huruf sehingga sering salah mengucapkan kata-kata.
Baca Juga: Buat ibu muda, ini takaran garam yang dibutuhkan anak, jangan sampai berlebih
Anak usia PAUD
- Tidak bisa memahami jika kata-kata bisa membentuk bunyi.
- Sering melakukan kesalahan saat membaca.
- Memiliki gangguan saat berbicara dan pengucapan.
- Kesulitan saat mengucapkan kata-kata dasar seperti "kamu" atau "aku".
- Menghindari kegiatan membaca dan pergi ke sekolah.
Anak usai sekolah dan remaja
- Lambat saat belajar membaca atau saat sedang membaca.
- Kesulitan mencerna kata-kata baru dan saat mengucapkannya.
- Sering salah saat mengucapkan kata-kata yang panjang dan rumit.
- Kesulitan saat mengingat hal-hal yang detail seperti nama dan tanggal.
- Menggunakan istilah-istilah yang ambigu.
- Sering ragu dan terhenti saat sedang berbicara serta menggumam.
- Mengalami kesulitan saat mengerjakan soal pilihan ganda.
Selanjutnya: Moms, perhatikan syarat ini sebelum memulai memberi MPASI untuk bayi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News