kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Epilepsi dari Penyebab hingga Penanganannya Menurut Dosen UGM


Selasa, 28 Juni 2022 / 15:58 WIB
Mengenal Epilepsi dari Penyebab hingga Penanganannya Menurut Dosen UGM
ILUSTRASI. Mengenal Epilepsi dari Penyebab hingga Penanganannya Menurut Dosen UGM.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Anda pasti sudah mengenal penyakit epilepsi atau biasa dikenal dengan penyakit ayan. Penyakit ini merupakan gangguan kelistrikan yang terjadi di dalam otak manusia. 

Menurut dr. Atitya Fithri Khairani, Departemen Neurologi FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), epilepsi menyebabkan seseorang bisa kejang berulang. 

“Jadi di dalam otak itu antara sel satu dan sel lain ada kelistrikannya yang menghubungkan satu sama lain, ketika epilepsi, terjadi kelistrikan yang berlebihan,” jelas Atitya seperti dikutip dari situs UGM.

Kejang akibat gangguan ini bisa ditandai dengan beberapa gejala awal seperti:

  • Berdebar-debar
  • Pusing
  • Kram
  • Rasa tidak enak pada perut

Baca Juga: Pendaftaran Jalur Mandiri Ujian Terulis Unair 2022 Masih Dibuka, Ini Syarat Daftarnya

Namun, ada kejadian kejang yang tiba-tiba jatuh tanpa menunjukkan gejala awal. Atitya menjelaskan jika muncul gejala, kita bisa mengamankan penderita epilepsi terlebih dahulu agar orang yang bersangkutan bisa kejang di tempat yang aman. 

"Jika tiba-tiba jatuh, penanganannya berbeda dan harus lebih hati-hati dan harus selalu didampingi agar mendapatkan penanganan yang tepat,” tambahnya. 

Penyebab dan langkah penanganan epilepsi

Lebih lanjut Atitya memaparkan bahwa penyebab epilepsi ada bermacam-macam. Pertama adalah karena murni adanya kelistrikan yang berlebihan, yaitu adanya kelainan keseimbangan eurotransmitter sehingga terjadi kelistrikan yang berlebih. 

Penyebab epilepsi yang kedua adalah adanya penyebab di balik kelistrikan tersebut. 

“Terutama pada usia dewasa, kita harus mencari penyebab kelistrikan berlebih itu apa. Penyebabnya bisa karena stroke atau bisa karena tumor otak. Ternyata kejang itu merupakan salah satu gejala dari tumor otak itu bisa saja,” tuturnya.

Penanganan atau pertolongan pertama jika mendapati ada penderita epilepsi sedang mengalami kejang adalah mengamankan penderita.

Anda bisa memberikan alas, bantal, jaket, atau kain tebal untuk melindungi kepala orang tersebut. 

Jangan lupa singkirkan benda tajam atau cairan berbahaya dan pastikan daerah sekitar penderita aman.

Baca Juga: Syarat & Cara Daftar KIP Kuliah 2022 Jalur Mandiri PTN, Calon Mahasiswa Perlu Catat

Selanjutnya adalah tidak memegang atau menahan pasien epilepsi karena kejang akan berhenti dengan sendirinya. 

Hindari memasukkan benda apapun ke dalam mulut penderita seperti sendok, karena justru akan menimbulkan fraktur. 

Penanganan terhadap penderita epilepsi yang terakhir adalah dengan melonggarkan pakaian di sekitar leher penderita dan memberikan minyak. 

“Kejang sebagian besar terjadi selama dua sampai tiga menit. Kalau lebih dari lima menit, kita harus membawanya ke rumah sakit karena risiko kerusakan otaknya menjadi lebih besar jika semakin lama,” ujar Atitya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×