kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

Mengenal Diabetes Melitus dari Tipe, Gejala, hingga Cara Mencegah DM


Minggu, 18 Desember 2022 / 12:30 WIB
Mengenal Diabetes Melitus dari Tipe, Gejala, hingga Cara Mencegah DM


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Salah satu penyakit berbahaya yang perlu diwaspadai masyarakat adalah penyakir diabetes melitus atau DM.

Melalui seminar tentang DM dan pencegahannya, Program Studi Magister (S2) Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan berbagai macam informasi tentang penyakit ini.

Penyakit DM atau biasa disebut dengan kencing manis merupakan salah satu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi di Indonesia dan menempati peringkat ke tujuh di dunia. 

Tingginya penderita kencing manis kemudian membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana cara mencegah penyakit DM? Faktor-faktor resiko apa saja yang menyebabkan penyakit DM?

Baca Juga: Freeport Indonesia Buka Lowongan Kerja Terbaru Desember 2022, Ini Posisi yang Dibuka

Nurdina Wahyu Hidayati, dari S2 Keperawatan FK-KMK UGM memberikan jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut.

“Kasus penyakit DM di dunia mencapai 422 juta dengan angka kematian 1,6 juta tiap tahunnya dan itu terjadi pada negara yang berpenghasilan rendah maupun sedang. Sehingga pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pencegahan dan penanganan terhadap penyakit ini,” tutur Nurdina.

Tipe penyakit DM dan faktor risikonya

Nurdina memaparkan bahwa diabetes melitus menjadi salah satu penyebab utama kebutaan, stroke, penyakit jantung, dan juga adanya amputasi pada kaki pada penderita penyakit ini.

Penyakit DM menyebabkan fungsi organ prankeas terganggu, salah satunya sel beta tidak mampu memproduksi insulin secara maksimal. 

Ada bermacam-macam diabetes yang perlu diketahui masyarakat, yakni:

  • DM tipe 1: Biasanya diderita oleh anak-anak dan juga terjadi kerusakan total pada prankreas. Sehingga ketika makan adanya glukosa darah itu tidak mampu diubah menjadi energi. 
  • DM tipe 2: Terjadi akibat pola hidup yang tidak baik seperti terlalu banyak makan makanan manis, jarang olahraga, kelebihan berat badan, dan merokok. 
  • Diabetes kehamilan: Jenis ini hanya terjadi pada kasus ibu hamil. Meskipun setelah kehamilan selesai dan bisa kembali normal. Namun, diabetes dapat muncul kembali khususnya DM tipe 2. 
  • Diabetes karena faktor lain misalnya infeksi, radiasi, dan lain-lain.

Kadar gula yang mengindikasi terjadinya diabetes yaitu HbA1C lebih dari sama dengan 6,5 persen, Gula Darah Puasa (GDP) lebih dari sama dengan 126 mg/dl, dan Gula Darah Sewaktu lebih dari atau sama dengan 200mg/dl.

"Faktor resiko terjadinya penyakit diabetes ada yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, ras, dan etnik," terang Nurdina.

Untuk faktor risiko penyakit diabetes melitus yang dapat dimodifikasi diantaranya yakni:

  • Indeks masa tubuh lebih dari atau sama dengan 23 kg/m2
  • Malas bergerak
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Makan dan minuman yang kurang sehat atau junkfood 
  • Merokok 
  • Minum-minuman berakhohol

Baca Juga: MInimal Lulusan SMP, Simak Syarat dan Cara Daftar Rekrutmen Tamtama TNI AL 2023

Tanda penyakit diabetes dan cara mencegahnya

Terdapat beberapa tanda dan gejala penyakit DM yang wajib diketahui diantaranya yaitu: 

  • Sering buang air kecil terutama pada malam hari
  • Mudah haus
  • Penglihatan buram
  • Merasa lemah dan letih
  • Merasa lapar terus tetapi berat badan menurun
  • Luka lama sembuh terutama pada bagian kaki

Cara mencegah DM dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, manajemen nutrisi, cek kesehatan berkala, menghindari faktor resiko dan mendapatkan edukasi kesehatan. 

“Aktivitas fisik dengan dengan waktu 150menit/minggu dengan frekuensi 3-4 kali dan intensitasnya sedang atau ringan bertipe latihan aerobik seperti berjalan, jogging, bersepeda, dan berenang," terang Nurdia.

Perlu diingat saat berolahraga cek berkala denyut jantung dengan rumus 220 dikurangi usia. Jika melebihi denyut nadi maksimal maka olahraga harus diberhentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×