kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengenal dan Menerapkan Travel Medicine Sebelum Plesiran ke Luar Negeri


Kamis, 14 Desember 2023 / 09:16 WIB
Mengenal dan Menerapkan Travel Medicine Sebelum Plesiran ke Luar Negeri
ILUSTRASI. Sebelum memulai plesiran ke lur negeri, perhatikan tips travel medicine agar perjalanan menjadi lebih nyaman.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

KONTAN.CO.ID - Jelang liburan akhir tahun, tentu banyak orang yang memutuskan untuk plesiran, baik di dalam maupun luar negeri, menggunakan pesawat. Tetap jaga kondisi kesehatan dengan mengenal tips travel medicine, yuk. 

Travel medicine adalah disiplin ilmu kedokteran yang fokus pada kondisi kesehatan yang berkaitan dengan suatu proses perjalanan. Ada dua hal penting yang menjadi dasar dalam travel medicine, yakni promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

Vika, Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan yang berpraktik di RS Mentari Tangereng, mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan traveler jika mau melakukan perjalanan, baik untuk tujuan bisnis, wisata, maupun ibadah, apalagi yang tujuannya ke luar negeri. 

Pertama, lakukan vaksinasi. Vaksinasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung, udara, air, atau makanan.

Beberapa negara memiliki persyaratan vaksinasi tertentu bagi para pengunjungnya, misalnya, vaksinasi yellow fever untuk masuk ke beberapa negara di Afrika dan Amerika Selatan. 

Selain itu, vaksinasi juga dapat melindungi traveler dari penyakit yang umum di daerah tujuan, seperti hepatitis A, tifoid, influenza, dan rabies. Vaksinasi sebaiknya dilakukan beberapa minggu sebelum perjalanan, agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi. 

"Traveler juga harus membawa bukti vaksinasi yang sah dan lengkap," ungkap Vika kepada KONTAN, Kamis (14/12).

Baca Juga: Selain Curhat, Ini Cara Menurukan Stres dan Meredakan Kecemasan Secara Alami

Owner Flying Dokter ini juga menambahkan hal yang perlu dilakukan lainnya adalah membawa obat-obatan yang dibutuhkan selama perjalanan, seperti obat untuk alergi, asma, diabetes, hipertensi, atau kondisi kronis lainnya.

Traveler juga harus membawa obat untuk mengatasi gejala-gejala umum yang mungkin dialami selama perjalanan, seperti sakit kepala, mual, diare, atau demam. 

Obat-obatan harus disimpan dalam wadah aslinya dan dilabeli dengan jelas. Traveler juga harus membawa resep dokter atau surat keterangan yang menjelaskan tujuan dan dosis obat-obatan yang dibawa.

Beberapa negara memiliki aturan khusus tentang obat-obatan yang boleh atau tidak boleh dibawa masuk. Jadi, traveler harus memeriksa hal ini sebelum berangkat.

Lantas, perhatikan kesehatan fisik dan mental. Vika bilang, traveler harus memastikan bahwa kondisi fisik dan mental mereka dalam keadaan baik sebelum pergi. 

Traveler harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, paru-paru, ginjal, darah, atau sistem kekebalan tubuh.

Kemudian, traveler juga harus memperhatikan dampak perubahan iklim, ketinggian, dan zona waktu terhadap tubuh mereka. 

Traveler harus beradaptasi dengan lingkungan baru secara bertahap dan menghindari aktivitas yang berlebihan. Traveller juga harus menjaga kesehatan mental mereka dengan mengelola stres, menjaga pola tidur, dan berkomunikasi dengan orang-orang terdekat.

Baca Juga: 5 Gejala Asam Urat Serang Pergelangan Kaki, Cek Rekomendasi Obat dari Dokter

Selanjutnya, perhatikan kebersihan dan sanitasi. Vika berpesan, traveler harus menjaga kebersihan dan sanitasi diri dan lingkungan sekitar mereka.

Misalnya, harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil atau besar, dan setelah menyentuh hewan atau benda kotor. 

"Traveler harus memilih makanan dan minuman yang aman dan bersih, seperti yang dimasak dengan baik, dikemas dengan baik, atau disaring dengan baik," 

"Traveler harus menghindari makanan dan minuman yang berisiko tinggi menyebabkan infeksi, seperti yang mentah, tidak matang, tidak dikupas, atau tidak disegel," katanya. 

Terakhir, traveler harus mengetahui gejala-gejala awal dan tindakan pertolongan pertama untuk beberapa penyakit yang mungkin diderita selama perjalanan, seperti malaria, dengue, chikungunya, zika, leptospirosis, atau schistosomiasis.

Traveler harus membawa alat-alat perlindungan diri, seperti senter, peluit, pisau lipat, atau kompas. 

Selain itu, traveler juga harus membawa alat-alat medis, seperti termometer, plester, perban, antiseptik, atau pinset.

Traveler mesti segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala-gejala yang serius atau berkepanjangan, seperti demam tinggi, dehidrasi, sesak napas, nyeri dada, pendarahan, atau kejang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×