kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memahami penggunaan micin dalam makanan


Senin, 02 April 2018 / 06:15 WIB
Memahami penggunaan micin dalam makanan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa yang tidak pernah mendengar kata micin? Terlebih di era kids zaman now saat ini.

Micin atau monosodium glutamat (MSG) tak lain adalah penyedap rasa, citarasa gurih yang acap kali dipakai masyarakat. Akan tetapi, pemakaian MSG masih menuai perdebatan sehubungan dengan isu kesehatan.

Purwiyatno Hariyadi, Ahli Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) berpendapat semestinya masyarakat tidak ragu menyangkut penggunaan MSG ini.

Menurutnya, serangkaian penelitian ilmiah yang cukup panjang MSG dinyatakan aman, asalkan dikonsumsi dengan batas maksimum penggunaan secukupnya atau sewajarnya.

Terlebih kandungan sodium atau natrium (Na) dalam MSG lebih sedikit daripada garam. Di mana kandungan Na dalam MSG mencapai 12,2% dan kandungan Na dalam garam 39,3%.

Sodium menjadi perhatian mengingat dampak negatif yang ditimbulkan jika mengonsumsi berlebihan komponen ini. Kelebihan sodium menimbulkan berbagai masalah terhadap kesehatan.

"Apa yang beredar di masyarakat awam tidak selalu sama pada masyarakat akademik yang bisa lihat jurnal ilmiah. Karena masyarakat awam kan tidak membaca jurnal," ungkapnya saat ditemui dalam acara 'Perjalanan Panjang Umami' bersama Ajinomoto, di kantor Ajinomoto, akhir pekan kemarin.

Jadi penting memahami penggunaan MSG secukupnya. Pasalnya, citarasa MSG mampu meningkatkan mutu pangan. Namun jika berlebihan, mutu citarasa pangan justru semakin menurun.

"Jadi, saat memberikan kenikmatan, tentu nafsu makan akan meningkat. Dengan menggunakan rasa umami (MSG), mulut akan memproduksi air liur yang banyak. Air liur adalah proses pencernaan selain gigi. Ini sangat penting untuk lansia yang sulit makan atau orang yang sedang sakit," jelasnya.

MSG sendiri diproduksi secara alami dengan cara fermentasi seperti pembuatan tempe dan kecap. Sebenarnya, rasa gurih MSG ini bisa didapatkan dari bahan yang ada di dapur.

Semisal bisa diperoleh dari sayuran, tulang dan daging sapi, ayam dan ikan, udang kupas, gurita, cumi, tiram, kombu laut, bonito kering, sarden kecil kering, dan masih banyak lainnya.

Khusus untuk sayuran diperoleh dari brokoli, sawi putih, kacang, wortel, jagung, kentang, daun bawang, seledri, tomat, asparagus, miso, tauco, keju, santan kelapa, terasi, dan masih banyak lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×