kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masker scuba tak efektif cegah corona, ini hasil penelitiannya


Kamis, 17 September 2020 / 15:28 WIB
Masker scuba tak efektif cegah corona, ini hasil penelitiannya
ILUSTRASI. Warga menggunakan masker?di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin (14/09/2020). Walaupun Pemprov DKI Jakarta menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total, namun masih banyak pelanggar yang diberikan sanksi oleh petugas dikarenakan tidak


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) mewajibkan penumpang mengenakan masker selama naik kereta rel listrik ( KRL). Namun, penumpang diimbau untuk tidak mengenakan masker scuba atau buff karena tidak efektif mencegah penularan virus corona.

Himbauan ini sesuai dengan hasil penelitian tentang masker oleh Duke University. Berdasarkan situs resmi Duke University, hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada awal Agustus 2020.

Penelitian ini mengukur efektivitas 14 jenis masker dan penutup wajah dalam mencegah penularan virus corona. Penelitian masker tersebut menggunakan alat untuk melacak partikel yang keluar dari mulut seseorang saat mengucapkan kalimat "Tetap sehat, semuanya" ketika mengenakan masker.

Setiap masker dilakukan penelitian dengan kalimat yang sama sebanyak 10 kali. Hasilnya, tidak ada partikel yang berhasil menembus dari masker N95, masker bedah, dan masker kain 2 lapis atau 3 lapis.

Baca juga: Manfaat rebusan jahe, serei dan gula merah, dari cegah kanker, mual, diabetes dll

Sedangkan pada penggunaan masker kain 1 lapis seperti masker scuba, bandana, atau masker buff, partikel berhasil menyembur keluar dari mulut. Bahkan, semburan partikel tersebut lebih banyak dibandingkan tidak menggunakan masker apapun.

Para peneliti menganalisa, pori-pori pada masker kain 1 lapis menyebabkan partikel terpecah menjadi ukuran kecil yang bisa tertinggal lebih lama di udara. "Menggunakan masker adalah cara mudah dan sederhana untuk mencegah penyebaran virus corona, tapi kita tidak boleh sembarangan memilih masker," kata Eric Westman, dokter dari Departemen Kesehatan Duke University yang terlibat dalam penelitian itu.

Menurut Eric, penggunaan masker yang salah seperti masker buff atau scuba malah memperparah penyebaran virus corona. "Jadi, apa yang disebut lebih baik memakai daripada tidak sama sekali itu tidak benar," ujar Eric.

Berikut hasil penelitian efektivitas masker oleh Duke University

Nomor & Jenis Masker Deskripsi Efektivitas perlindungan terhadap droplet
1. Masker bedah Masker bedah 3 lapis 90%
2. N95 berkatub N95 dengan katub udara 80%
3. Rajutan Masker rajutan 60%
4. Polyprop Masker polupropylene 2 lapis 90%
5. Poly/katun Masker katun-polypropylene-katun 95%
6. MaxAT Masker kain 1 layer  70%
7. Katun 2 Masker kain katun 2 lapis dengan lipatan 89%
8. Katun 4 Masker kain katun 2 lapis tanpa lipatan 89%
9. Katun 3 Masker kain katun dengan lipatan 60%
10. Katun 1 Masker kain katun satu lapis dengan lipatan 75%
11. Masker buff Masker kain 1 lapis dari bahan spandex/poliester -
12. Bandana Bandana/sapu tangan 40%
13. Katun 5 Masker kain katun dua lapis dengan lipatan 85%
14. N95 biasa Masker N95 tanpa katub udara 100%

Sumber: advances.sciencemag.org
 

Selanjutnya: Harga mobil baru ini murah banget, diskon hingga Rp 40 juta, tapi jumlahnya terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×