Reporter: Sri Sayekti | Editor: Fransiska Firlana
Apakah Anda pernah mendengar nasehat orangtua saat akan makan sesuatu? Dimasak dulu sayurnya, biar bakteri pada mati dan rasanya lebih enak, adalah pernyataan yang lazim didengar setiap generasi.
Biasanya, makanan yang mau disantap harus dalam kondisi matang, entah direbus, digoreng, dikukus, dan sebagainya. Makanan mentah dianggap sebagai sumber penyakit, karena masih banyak bakteri dan polutan hingga jadi racun kalau langsung disantap mentah.
Benarkah?
Rupanya kelaziman makan tadi belakangan dipertanyakan ulang. Bahan makanan segar dan mentah justru lebih sehat serta bermanfaat bagi tubuh. Alhasil, makin banyak orang berusaha menerapkan pola makan raw food.
Terlebih, sebenarnya masyarakat kita juga akrab menyantap sayur mentah. Coba saja, di tiap daerah ada lalapan khas atau menu seperti gado-gado, karedok, atau lawar.
Konsultan gizi dan pakar kuliner Wied Harry Apriadji mengatakan sebenarnya kendala utama masyarakat Indonesia dalam menerapkan pola makan sehat adalah mindshet atau pemikiran yang menancap kuat.
Wied mencontohkan selama ini, masyarakat mengenal sumber karbohidrat hanya berasal dari karbohidrat kompleks yang mengenyangkan, seperti nasi, jagung, dan tepung yang diolah menjadi roti, misalnya. Padahal sumber karbohidrat ada tiga macam yakni karbohidrat kompleks, karbohidrat sederhana pada buah-buahan dan karbohidrat tak tercerna dari sayur-sayuran segar yang masih mentah.
Dalam ilmu gizi konvensional sumber protein adalah dari hewani. Sedang yang diperlukan tubuh adalah asam amino. Protein hewani memang memiliki asam amino cukup tinggi, tapi sumber asam amino tidak hanya dari hewani, tetapi juga ada pada biji-bijian dan kacang-kacangan. Jika sumber asam amino semata diperoleh dari protein hewani saja, maka toksin-toksin yang terbentuk akan menumpuk dalam tubuh.
Atas dasar itu Wied, yang juga alumnus Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian IPB, menyarankan sudah saatnya ilmu gizi konvensional memberi pencerahan terkait nutrisi yang diperlukan tubuh dan sumbernya.
Lantas, mengapa harus menyantap bahan makanan yang masih mentah? Faktor penting dalam menerapkan pola makan raw food ini agar tingkat asam-basa dalam darah normal.
Bahan makanan yang masih mentah mengandung enzim yang lebih banyak dan belum rusak karena proses pengolahan dan pemanasan. Alhasil, kalau menyantap makanan mentah, kebutuhan enzim tubuh niscaya terpenuhi. Sebaliknya, jika mengudap makanan yang sudah diolah, tubuh kita hanya kebagian sedikit enzim atau bahkan tidak ada samasekali. Buntutnya, persediaan enzim tubuh cepat habis.
Selain itu mengonsumsi raw food merupakan antioksidan sehingga meningkatkan kekebalan tubuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News