kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Long Covid, separuh pasien COVID-19 masih alami gejala setelah sembuh


Senin, 07 Juni 2021 / 23:20 WIB
Long Covid, separuh pasien COVID-19 masih alami gejala setelah sembuh


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil penelitian dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyebutkan, setelah empat pekan sejak mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa. Pasien COVID-19 perlu mewaspadai gejala Long Covid.

Dr. Yahya Sp.P, dokter spesialis paru sekaligus Kabag Pembinaan Fungsi RS Bhayangkara R. Said Sukanto, mengungkapkan, 53,7% pasien merasakan gejala Long Covid selama satu bulan, 43,6% selama 1-6 bulan, dan 2,7% lebih dari 6 bulan. 

“Gejala Long Covid dimulai dari pelemahan fisik secara umum, sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan,” katanya, dikutip dari laman Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.

“Kemudian secara demografi, pasien laki-laki juga lebih besar peluangnya terkena efek Long Covid. Salah satu alasannya karena gaya hidup merokok," ungkap dr. Yahya. 

Baca Juga: Pasien Covid-19 yang sudah sembuh berisiko terserang penyakit ini, waspada

"Biasanya juga, pasien COVID-19 yang bergejala berat atau mungkin yang berhasil sembuh setelah dibantu ventilator memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita Long Covid,” imbuh dia.

Salah satu faktor penting dari gejala Long Covid, dr. Yahya menekankan, juga dipicu kondisi psikologis pasien. “Memang, ada kelemahan seseorang gampang cemas, gampang depresi, ini juga faktor yang membuat seseorang Long Covid,” ujarnya. 

Menurut Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, ahli virologi Universitas Udayana, semua jaringan tubuh manusia bisa terinfeksi virus corona baru. 

"Jadi, Long Covid membuat pasien berisiko kerusakan jaringan tubuh dalam jangka panjang hingga menyebabkan gangguan respon imun dan gangguan saraf. Karena itu, mohon jangan lagi menganggap remeh COVID-19,” tegas dia.

Selanjutnya: Kasus Covid-19 di Bangkalan meledak, Satgas: Banyak warga yang anggap kebal virus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×