kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kiat menjaga suasana hati anak selama belajar di rumah


Senin, 19 Juli 2021 / 10:45 WIB
Kiat menjaga suasana hati anak selama belajar di rumah
ILUSTRASI.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi Covid-19, pemerintah menginstruksikan kegiatan belajar mengajar dilakukan online dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tentu, kebiasaan yang berubah drastis ini membuat anak-anak mudah merasa jenuh karena semua aktivitas dilakukan di rumah. 

VP Brand and Communications PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR), AB Sadewa membagikan kiat-kiat menjaga suasana hati (mood) anak supaya tidak jemu belajar dari rumah. 

Sadewa bercerita, di masa awal pandemi ketika pemerintah mengumumkan kegiatan sekolah dilakukan di rumah,  dia bingung bagaimana cara paling efektif agar anak bisa tetap berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Pasalnya, menurut dia, fungsi sekolah bukan hanya untuk belajar saja, melainkan juga sebagai wadah atau tempat anak bersosialisasi. 

Baca Juga: Kadin berkomitmen percepat vaksinasi gotong royong bagi sektor swasta

"Awalnya pembelajaran jarak jauh tidak mudah karena anak-anak  belum terbiasa dan masih mencoba-coba beragam platform online meeting yang paling mudah digunakan," ujar Sadewa kepada Kontan.co.id, Jumat (16/7). 

Namun, dalam waktu kurang dari sebulan, akhirnya anak- anak Sadewa terbiasa dengan platform kelas online dan modul-modul yang dibuat guru. 

Jika dibandingkan dengan sekolah offline, Sadewa menilai, interaksi tidak bisa secair dibanding pertemuan langsung. Tetapi dia mengapresiasi usaha guru yang tetap membuat suasana lebih santai dengan bercanda. "Kuncinya juga bagaimana guru dapat membuat suasana belajar lebih cair dan interaktif dengan diskusi," kata Sadewa. 

Selain usaha dari pihak sekolah tentu saja orang tua juga punya andil penting agar anak tidak mudah jenuh. Sadewa mengungkapkan, biasanya jika anak jenuh belajar, dia akan  mengajak anaknya keluar rumah sebentar sekadar mencari cemilan sambil jalan-jalan. Dia menegaskan, protokol kesehatan tentu tetap dijaga ketat. 

Sadewa juga suka mengajak anaknya menonton film semisal film dokumenter maupun fiksi ilmiah yang tetap punya nilai edukasi. "Film dokumenter bisa memancing rasa keingintahuan anak. Di situ kami jelasin hal yang nyambung dengan materi pelajarannya," ujarnya. 

Baca Juga: Ini aturan terbaru pembatasan aktivitas masyarakat selama Idul Adha

Sebagai aktivitas selingan, Sadewa juga memberikan kesempatan anaknya membaca komik dan bermain games supaya tidak jenuh.  Sebenarnya Sadewa lebih memilih sistem pembelajaran offline karena dia melihat anak-anak punya dorongan yang kuat untuk bersosialisasi dengan bermain, olahraga, atau hal-hal yang ekspresif. 

"Dengan belajar secara offline interaksi murid ke guru juga lebih banyak, dan anak-anak jadi keliatan lebih mandiri," kata Sadewa. 

Menurutnya, jika semua guru dan anak-anak sudah divaksin, dia menyarankan kelas tatap muka bisa dibuka. Hal ini tentunya juga bisa meningkatkan rasio anak tervaksinasi.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Luhut: Dari lubuk hati paling dalam, saya minta maaf dalam penanganan PPKM Darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×