kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenapa kita dilarang ngobrol saat naik transportasi umum selama pandemi corona?


Kamis, 18 Juni 2020 / 17:00 WIB
Kenapa kita dilarang ngobrol saat naik transportasi umum selama pandemi corona?
ILUSTRASI. Sejumlah penumpang KRL Commuter Line berada di dalam gerbong yang telah diberi marka jarak sosial di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/6/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan berbagai upaya dalam pengaturan penumpang KRL Commuter Line ter


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Bersamaan kebijakan new normal, sejumlah aktivitas bisnis pun boleh beroperasi kembali. Termasuk sektor transportasi publik, juga mulai beroperasi kembali dengan berbagai ketentuan. Antara lain, penumpang harus jaga jarak, mengenakan masker / face shield, dan tidak ngobrol saat di dalam transportasi publik. Kenapa dilarang ngobrol di transportasi umum?

Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network, Edward Faisal, mengatakan, masyarakat sebaiknya tidak mengobrol saat berada di transportasi umum. Hal ini penting untuk mencegah risiko tertular Covid-19 saat berada di dalam busway, KRL, MRT, ataupun sarana transportasi lain.

"Penelitian dari CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat menyebut jika saat orang melakukan kegiatan mengobrol ada droplet-droplet kecil yang keluar," ujar Edward dalam talkshow daring yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Ada program pembuatan SIM gratis di Yogyakarta, ini syaratnya

Sementara "Droplet-droplet kecil ini bisa bertahan selama 15 menit di udara sebelum akhirnya jatuh," kata Edward.

Dalam konteks transportasi umum yang memiliki banyak penumpang, masyarakat tidak tahu mana individu yang merupakan orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 dan orang yang betul-betul sehat. Oleh karena itu, tidak berbicara di dalam transportasi publik merupakan langkah terbaik untuk mencegah potensi penularan virus corona.

Hal itu pun berlaku jika individu bepergian bersama keluarga, teman, atau pacar menggunakan transportasi umum. Komunikasi disarankan menggunakan bahasa isyarat terlebih dulu. "Bisa pakai kode mata atau isyarat lain," kata dia.

Kemudian, mengobrol melalui ponsel saat berada di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan. Sebab, material pada ponsel berupa plastik atau metal rentan menjadi medium penularan virus corona penyebab penyakit Covid-19.

Baca juga: Harga mobil bekas New Panther di Jakarta semakin murah

"Saat virus menempel di handphone kita, itu bisa bertahan hingga lima hari. Jangan salah ya (jangan anggap sepele)," kata Edward. 

Selain itu, Edward mengingatkan masyarakat untuk selalu memakai masker selama berada di transportasi umum. Masker akan melindungi individu dari percikan droplet yang mengandung virus corona penyebab Covid-19. (Dian Erika Nugraheny)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Droplet Bertahan 15 Menit di Udara, Masyarakat Diminta Tak Mengobrol di Transportasi Umum",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×