kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenali Sejak Dini, Ini Tanda-Tanda Awal Penyakit Diabetes yang Perlu Anda Waspadai


Sabtu, 04 Juni 2022 / 11:00 WIB
Kenali Sejak Dini, Ini Tanda-Tanda Awal Penyakit Diabetes yang Perlu Anda Waspadai


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Agar dapat tertangani lebih dini, masyarakat perlu tahu tanda-tanda awal dari penyakit diabetes.  

Menurut Evi Liliek Wulandari, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS), ada dua gejala awal penyakit diabetes yang patut diwaspadai.

Gejala tersebut adalah merasa cepat haus atau mengantuk pada jam-jam sibuk dimana seharusnya tubuh sedang berenergi. 

“Gejala klasik diabetes berupa sering buang air kecil, sering merasakan haus sehingga banyak minum, sering merasakan lapar sehingga banyak makan, dan ada juga terjadinya penurunan berat badan,” jelas Evi seperti dikutip dari laman UNS.

Baca Juga: Ingin Kulit Sehat Alami? Makanan Ini Bisa Bikin Kulit Sehat Menurut Dosen IPB

Selain dari gejala klasik, penyakit diabetes juga bisa diketahui dari gejala non-klasik diantaranya cepat mengantuk, tidak ada gairah, dan penglihatan kabur. 

“Ya, kacamata sering berubah ukurannya, terus kaki sering merasakan kesemutan, tebal, atau mungkin nyeri. Kalau terjadi luka, sulit untuk sembuh,” tambah Evi.

Dia juga menjelaskan jika gejala diabetes pada jenis kelamin juga berbeda. Laki-laki menunjukkan gejala diabetes dari penurunan aktivitas seksual, sedangkan perempuan adalah keputihan yang berulang atau sulit untuk sembuh. 

Pengertian dan jenis penyakit diabetes

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, diabetes merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Pada tahun 2020, penyakit ini masuk dalam daftar penyakit penyebab sepuluh kematian teratas.

Diabetes sendiri menempati peringkat ke-9 penyakit paling mematikan di dunia bersama penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, alzheimer, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan bawah yang juga ada dalam daftar ini.

Evi menjelaskan jika diabetes adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik karakteristik hiperglikemia yang disebabkan adanya kelainan sekresi pada insulin atau terjadinya kelainan pada kerja insulin.

Terdapat beberapa jenis penyakit diabetes, diantaranya:

  • Diabetes melitus tipe 1
  • Diabetes melitus tipe 2
  • Diabetes gestasional
  • Diabetes LADA
  • Diabetes MODY

Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas yang menyebabkan terjadinya kekurangan insulin yang absolut atau defisiensi insulin yang absolut. 

Baca Juga: Ketentuan Terbaru Nilai Ambang Batas SKD Sekolah Kedinasan 2022, Peserta Perlu Catat

Sedangkan penyebab diabetes melitus tipe 2 adalah kelainan kerja insulin yang disertai dengan kelainan sekresi insulin oleh tubuh. 

“Diabetes melitus termasuk penyakit yang memang bisa diturunkan. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga pasti terkena diabetes. Tetapi, memang orang tersebut memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena diabetes melitus,” kata Evi.

Artinya risiko seseorang terkena diabetes akan meningkat jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitass, konsumsi junk food yang sering, memakan makanan tinggi kalori, minum alkohol, malas bergerak, dan tidak pernah berolahraga. 

Evi menyarankan jika seseorang memiliki pola makan yang tidak sehat apalagi memiliki faktor keturunan diabetes, sebaiknya segera memeriksakan diri dan mengecek kadar gula darah. 

“Tanda untuk diabetes melitus itu dilihat dari adanya peningkatan nilai dari gula darah puasa. Di mana nilai gula darah puasanya itu lebih sama dengan 126 mg/dl, peningkatan gula darah sewaktu atau gula darah 2 jam setelah makan sebesar lebih sama dengan 200 mg/dl dan HbA1c yang lebih sama dengan dari 6,5 persen,” jelasnya. 

HbA1c adalah arta-rata kadar glukosa darah selama dua hingga tiga bulan terakhir. Kadar HbA1c ideal penderita diabetes adalah 48mmol/mol (6,5 persen) atau lebih rendah.

Jika seseorang berisiko terkena diabetes tipe 2, target kadar HbA1c harus di bawah 42mmol/mol (6 persen).

Semua usia bisa terkena diabetes

Banyak yang mengira jika diabetes adalah penyakit yang hanya diderita oleh orang usia lanjut atau lansia. Faktanya, menurut Evi penyakit ini bisa diderita oleh siapa saja termasuk orang yang masih muda.  

“Untuk gejala diabetes baik yang usia muda maupun tua, tidak jauh berbeda. Yang hampir bisa dikatakan sama ada keluhan klasik dan juga non-klasik. Agar terhindar dari diabetes, kita harus upayakan untuk pola hidup yang sehat,” imbuh Evi.

Baca Juga: Bank BCA Buka Lowongan Program Magang Bakti 2022, Lulusan SMA/SMK-S1 Bisa Daftar

Pola hidup sehat yang dimaksud adalah menghindari makanan tinggi kadar gula, berlemak, dan tinggi garam. Dia menyarankan masyarakat agar lebih banyak mengonsumsi makanan sehat.

Di sisi lain, pola makan sehat juga harus dibarengi dengan olahraga secara rutin, menghentikan kebiasaan merokok, tidak minum alkohol, menghindari begadang, bekerja terlalu berlebihan, termasuk menurunkan berat badan agar kembali ideal.

“Apabila seseorang memiliki faktor risiko tinggi untuk terkena diabetes disarankan rutin kontrol ke dokter untuk memeriksakan atau skrining dini kejadian diabetes pada dirinya. Disarankan untuk rutin melakukan skrining diabetes melitus paling tidak setahun sekali,” jelas Evi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×