Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Pasangan orang tua baru seringkali mengalami kekhawatiran dalam perawatan bayi baru lahir.
Merawat bayi baru lahir memang susah-susah gampang. Namun, hal ini dapat direncanakan dan dipelajari.
Pada saat bayi dilahirkan dalam keadaan sehat, maka seluruh tubuh bayi akan dikeringkan, kecuali tangannya.
Sementara itu, tali pusat diikat dan bayi akan diletakkan di atas perut atau dada ibu untuk mengadakan kontak skin-to-skin (kulit ke kulit) dan inisiasi menyusui dini (IMD).
Lantas, apa saja yang perlu dipelajari dari bayi baru lahir?
Baca Juga: Inilah 7 tips perawatan bayi baru lahir yang perlu diketahui pasangan muda
Pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil bayi (BAK)
Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama.
Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari.
Warna BAK yang baik adalah jernih tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan pada sekitar usia 5 hari.
Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan evaluasi kecukupan asupan ASI.
Jika ditemukan darah pada kemaluan bayi perempuan saat awal-awal kelahiran hal tersebut masih dianggap normal.
Hal itu disebabkan bayi masih dipengaruhi hormon ibu.
Baca Juga: Cara perawatan tali pusat bayi baru lahir agar tidak infeksi
Penglihatan bayi
Sampai usia beberapa bulan kadang kedua bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal, karena otot-otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan.
Pada beberapa bayi kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri dan ke kanan, khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Selain itu, kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm dan sensitif terhadap cahaya terang.
Pendengaran bayi
Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan pertama. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar. Bayi juga sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar.
Bayi kuning
Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari.
Kuning yang perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi
Selain itu, berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun tranfusi tukar.
Baca Juga: Bingung cara mengurusi anak kucing yang masih kecil? Simak beberapa tips ini
Kolik pada bayi
Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan mungkin saja bayi Anda mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari.
Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika hal ini terjadi, gendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap.
Apabila bayi memang mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan sendirinya.
Gumoh
Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan keluar dengan sendirinya.
Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi, letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.
Tanda bahaya pada bayi
Bawa segera bayi Anda ke petugas kesehatan terdekat jika bayi demam atau suhu <36,5 derajat Celcius, muntah disertai kembung atau tidak ada BAB, kejang, sesak napas, terdapat nanah di mata, malas menyusu dan lebih banyak tertidur, kuning sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau berdarah, dan BAB mencret.
Selanjutnya: 10 Penyebab kematian terbanyak menurut WHO, wajib dikenali dan diwaspadai!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News