kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejang demam bisa sebabkan epilepsi


Senin, 21 Maret 2016 / 16:51 WIB
Kejang demam bisa sebabkan epilepsi


Sumber: intisari online | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Demam tinggi pada anak bisa mengakibatkan kekakuan otot dan kejang-kejang. Bagaimana jika ini terjadi pada anak Anda?

Apakah kita perlu membawa ke dokter? Simak penjelasan dari Vicka Farah Diba, spesialis anak RS Ibnu Sina dan RS Santa Maria Pekanbaru Riau.

Apakah yang dimaksud dengan kejang demam?

Kejang demam adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38 derajat C) akibat suatu proses di luar otak (ekstrakranial). Bila anak pernah mengalami episode kejang tanpa demam, maka tidak termasuk dalam definisi tersebut.

Bagaimana bentuk kejang pada anak?

Umumnya adalah tonik-klonik. Ciri-cirinya: anak tidak sadar, timbul kekakuan otot (fase tonik) yang diikuti dengan kejang berulang (fase klonik), setelah kejang anak dapat tertidur. Bentuk lain adalah kejang fokal, dengan ciri sentakan pada sebelah atau sebagian anggota tubuh secara berulang tanpa didahului kekakuan otot.

Anak saya berusia 3 bulan dan mengalami kejang saat demam. Apakah anak saya mengalami kejang demam?

Kejang demam terjadi pada anak berumur 6 bulan—5 tahun. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang yang didahului demam, perlu dipikirkan kemungkinan penyebab lain misalnya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.

Apakah penyebab terjadinya kejang demam?

Kejang demam terjadi akibat adanya peningkatan suhu tubuh pada anak yang mempunyai ambang kejang rendah (mudah mendapatkan kejang). Penyebab demam pada anak umumnya infeksi seperti tonsillitis, Infeksi saluran napas atas (ISPA) (38—40%), otitis media (15—23%), dan infeksi saluran cerna akut (7—9%).

Apakah kejang demam bisa menyebabkan kecacatan atau kematian pada anak?

Kejang demam mem¬punyai prognosis (perkiraan kesembuhan) yang baik. Kejadian kecacatan dan kematian sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan saraf pun, umumnya tetap normal pada anak yang sebelumnya normal.

Apakah kejang demam dapat berulang kembali?

Kejang demam dapat berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang demam, yaitu: adanya riwayat kejang demam dalam keluarga, usia anak kurang dari 12 bulan, suhu tubuh  tidak terlalu tinggi saat kejang, dan cepatnya terjadi kejang setelah demam. Bila seluruh faktor di atas ada, maka kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80%. Namun, bila tidak terdapat faktor tersebut, kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10—15%.

Apakah anak dengan kejang demam kelak dapat menderita epilepsi?

Kejang demam dapat berkembang menjadi epilepsi apabila terdapat beberapa hal berikut sebagai faktor risiko:
• Adanya kelainan saraf atau gangguan perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.
• Adanya kejang demam kompleks (kejang demam dengan ciri: kejang lama > 15 menit, kejang fokal, kejang berulang lebih dari sekali dalam 24 jam).
•  Adanya riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung.
Masing-masing faktor risiko di atas meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi hingga 4%—6%, Adanya kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10%—49%.

Bagaimana cara mencegah kejang demam?

Sebagai langkah pencegahan, orangtua dapat melakukan perawatan di rumah, seperti:
• Memberi anak banyak minum.
• Mengompres anak dengan air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan siku selama 10—15 menit.
• Memakaikan baju atau selimut yang tipis dan longgar.
• Memberikan obat penurun panas (antipiretik). Parasetamol sebagai lini pertama dan ibuprofen diberikan sesuai dosis dan berat badan anak. Penggunaan ibuprofen perlu hati hati karena terdapat efek samping nyeri lambung.
• Memberikan obat antikejang (antikonvulsan). Pemberian diazepam oral saat anak demam dapat menurunkan risiko berulangnya kejang, demikian juga pemberian diazepam rektal pada suhu >38,5C. Pemberian antikonvulsan harus sesuai petunjuk dan resep dokter.

Apa yang harus dilakukan bila anak kejang?

• Tetap tenang dan tidak panik
• Kendurkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher. Miringkan posisi anak,
• Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
• Berikan diazepam rektal. Obat yang praktis diberikan oleh orangtua adalah diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan 10 kg. Namun jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
• Ukur suhu, awasi dan catat lama serta bentuk kejang. Tetap bersama anak selama kejang.
• Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.

Anak saya menderita kejang demam, mengapa dokter memberikan obat rumatan?

Pada beberapa kasus, kejang demam memerlukan obat rumatan (obat rutin). Pengobatan rumatan diberikan pada kejang demam dengan (salah satu) ciri berikut: kejang lama >15 menit; adanya kelainan saraf yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya kelemahan atau kelumpuhan sebelah tubuh, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus; dan kejang bersifat Fokal.
Selain itu pemberian obat rumatan juga perlu dipertimbangkan bila: kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam, usia anak kurang dari 12 bulan, dan kejang demam terjadi > 4 kali per tahun.

(Santi Hartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×