kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kegemukan sebab utama radang sendi


Kamis, 05 Mei 2016 / 13:48 WIB
Kegemukan sebab utama radang sendi


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Nyeri lutut merupakan salah satu keluhan yang banyak dialami orang lanjut usia (lansia). Pada kelompok umur ini, penyebab utamanya adalah osteortritis atau radang sendi.

Osteortritis (OA), menurut penjelasan Ade Sri Wahyuni, spesialis rehabilitas medik, merupakan kerusakannya sendi kronis yang terjadi pada tulang rawan. Rasa nyeri muncul akibat pertemuan antartulang yang dipicu oleh menipisnya tulang rawan.

"Sebenarnya radang sendi bisa terjadi di semua sendi tubuh, tapi 60% terjadi pada lutut," katanya dalam acara media edukasi bertajuk "Cara Cepat Atasi Nyeri Lutut", yang diadakan oleh Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta (4/5/2016).

Sebenarnya penyakit ini rentan dialami orang berusia di atas 45 tahun, meski begitu orang yang lebih muda juga bisa mengalaminya.

"Ada beberapa kondisi yang mempercepat OA, misalnya kegemukan atau sering beraktivitas yang bertumpu pada lutut seperti olahragawan," kata Ade.

Gejala klinis radang sendi antara lain rasa nyeri bertambah jika melakukan gerakan, sendi menjadi kaku, bengkak, dan di malam hari rasa nyerinya semakin terasa.

Sampai saat ini radang sendi memang belum dapat disembuhkan, meski begitu menurut Ade perburukannya bisa diperlambat. "Penyakit ini ada grade keparahannya dari satu sampai empat. Dengan beberapa cara bisa dihambat agar tidak jadi grade yang lebih tinggi," katanya.

Ia menjelaskan, penanganan OA ditujukan untuk menghilangkan nyerinya sehingga pasien bisa tetap aktif. Selain itu, pasien juga diwajibkan melakukan latihan untuk memperkuat otot-otot di sekitar bagian sendi yang sakit.

Ada beberapa metode penanganan radang sendi, bisa tanpa obat, khususnya pada nyeri yang ringan, misalnya dengan mengistirahatkan sendi, mengompres bagian yang nyeri, hingga latihan fisik dan menggunakan alat bantu.

Sementara itu, penggunaan obat antinyeri dengan obat yang diminum, baik obat antinyeri atau pelumas sendi, ditujukan untuk radang sendi yang sudah lama atau kronik.

"Untuk terapi dengan obat, pasien juga bisa melakukan injeksi, baik obat antinyeri yang dikombinasikan steroid, atau pun antiiflamasi. Kelebihan dari injeksi adalah bersifat lokal hanya titik nyeri," ujarnya.

Suntikan antiinflamasi atau pun memblokir saraf nyeri memang bisa memberikan hasil yang segera. Pasien tidak lagi merasakan nyeri dan bisa beraktivitas lagi. Manfaat lainnya adalah dapat mempertebal tulang rawan yang menipis.

Walau demikian, menurut Ade tidak semua pasien radang sendi boleh melakukan suntikan steorid. "Pada pasien osteoporosis atau yang sudah memakai steorid jangka panjang tidak disarankan. Selain itu, tindakan ini tidak bisa mengatasi perubahan bentuk pada tulang atau menyambung ligamen. Untuk itu diperlukan operasi," katanya.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×