CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Kasus & Kematian DBD 2024 Naik 3x Lipat, Kenali Gejala DBD Pada Anak & Orang Dewasa


Senin, 13 Mei 2024 / 13:53 WIB
Kasus & Kematian DBD 2024 Naik 3x Lipat, Kenali Gejala DBD Pada Anak & Orang Dewasa
ILUSTRASI. Kasus & Kematian DBD 2024 Naik 3x Lipat, Kenali Gejala DBD Pada Anak & Orang Dewasa


Reporter: Adi Wikanto, Vendy Yhulia Susanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID -Jakarta. Jumlah kasus dan korban meninggal akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia meningkat pesat pada awal 2024 ini. Berikut gejala DBD yang harus diwaspadai pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya jumlah kematian yang meningkat akibat DBD  Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, berdasarkan update data DBD sejak awal tahun sampai minggu ke-18 Tahun 2024 terdapat jumlah kasus DBD sebanyak 91.269 kasus.

"Jumlah Kematian DBD 641 kematian," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Minggu (12/5).

Adapun, pada periode yang sama di minggu 18 tahun 2023, jumlah kasus DBD sebanyak 29.822 kasus dengan kematian sebanyak 227 kematian. 

Tercatat, 5 kabupaten/kota kasus tertinggi tahun 2024 antara lain, Kota Bandung (3468 kasus), Kabupaten Tangerang (2540 kasus), Kota Bogor (1942 kasus), Kabupaten Bandung Barat (1903 kasus), dan Kota Kendari (1659 kasus).

Lalu, 5 Kabupaten/kota kematian DBD tertinggi Tahun 2024 antara lain, Kabupaten Bandung (29 kematian) Kabupaten Klaten (22 kematian), Kabupaten Jepara (21 kematian), Kabupaten Subang (20 kematian), dan Kota Bekasi (19 kematian).

Nadia menerangkan, kenaikan jumlah kasus karena adanya faktor perubahan iklim el nino yang mempengaruhi siklus nyamuk. Selain itu faktor pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3m (menguras, menutup, mengubur) yang kurang.

Sebab itu, perlunya edukasi adanya gerakan 1 rumah 1 jumantik, adanya jumantik serta penerapan teknologi aedes berwolbachia.

Kemenkes mengimbau masyarakat tetap waspada. Bila demam segera ke fasilitas kesehatan untuk memastikan apakah demamnya DBD atau tidak. Serta pastikan ketersediaan alat-alat dan pengobatan DBD tersedia.

"Meminta pemda untuk mengaktifkan lintas sektor seperti sekolah kecamatan dan kelurahan untuk melakukan PSN," ucap Nadia.

Baca Juga: Mirip, Ini Perbedaan Gejala Tipes dan DBD yang Perlu Dicermati

Gejala DBD

Diberitakan Kontan.co.id sebelumnya,  Mayo Clinic menyebutkan, penyakit DBD ringan tak menimbulkan gejala apapun. Biasanya, gejala DBD muncul setelah seseorang digigit nyamuk DBD selama empat hingga tujuh hari.

Seiring berjalannya waktu, ada beberapa gejala DBD yang umumnya dialami oleh seseorang. Penderita DBD akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celcius.

Selain demam, ada gejala DBD yang dirasakan, yaitu pusing, mual, muntah, otot atau tulang terasa sakit, muncul ruam atau bintik-bintik merah.

Gejala-gejala DBD tersebut bisa mereda setelah lebih dari satu minggu. Namun, tak sedikit pula kasus yang menunjukkan gejala-gejala tersebut semakin parah hingga menimbulkan kematian.

Gejala DBD yang lebih parah adalah sakit perut dan muntah terus-menerus, gusi berdarah, urin mengandung darah, dan lain-lain.

Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena DBD.

Pertama, saat Anda berada di wilayah tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara atau Amerika Latin. Kedua, saat Anda pernah terinfeksi penyakit yang sama.

Pencegahan DBD

Menurut Mayo Clinic, vaksin DBD atau Dengvaxia bisa digunakan olah seseorang yang berusia 9 hingga 45 tahun. Vaksin tidak diberikan ke anak-anak yang berusia lebih muda karena memiliki risiko yang lebih besar terinfeksi DBD.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, menggunakan vaksin bukanlah cara paling efektif terhindari dari DBD. Anda bisa menghindari penyakit ini dengan menghindari gigitan nyamuk DBD.

Jika Anda berada atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus DBD, usahakan untuk selalu menggunakan baju dan celana panjang untuk menghindari gigitan nyamuk. Selain itu, gunakan obat anti nyamuk di tubuh dan pakaian atau perlengkapan yang Anda gunakan.

Selain itu, Anda juga perlu menutup genangan air di sekitar rumah agar nyamuk tak bertelur. Bersihkan wadah-wadah air, seperti vas bunga atau bak mandi, minimal satu kali dalam seminggu untuk mengurangi jumlah nyamuk DBD.

Itulah perkembangan kasus DBD dan gejala DBD yang harus diwaspadai. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala DBD.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×