kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 Omicron Naik Jadi 1.626, Ini Gejala Khas dan Perbedaan dengan Flu


Selasa, 25 Januari 2022 / 05:05 WIB
Kasus Covid-19 Omicron Naik Jadi 1.626, Ini Gejala Khas dan Perbedaan dengan Flu


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia secara umum maupun akibat virus corona varian Omicron terus bertambah. Hingga Senin (24/1/2022), total kasus Covid-19 Omicron di Indonesia mencapai 1.626 kasus. Simak cara membedakan gejala kasus Covid-19 Omicron dengan Covid-19 lainnya atau sakit batuk demam biasa.

Mengutip Kompas.com, jumlah kasus Covid-19 Omicron di Indonesia pada Senin (24/1) meningkat pesat dibandingkan data Jumat (21/1) yang sebanyak 1.161. Kementerian Kesehatan mencatat, dari 1.626 kasus Covid-19 Omicron di Indonesia, sebanyak 1.019 merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN).

Namun, Covid-19 Omicron dari PPLN maupun penularan lokal mempunyai gejala yang sama. Gejala Covid-19 Omicron memiliki ciri khas sendiri.

Dilansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Paru Konsultan, Erlina Burhan mengungkapkan gejala khas Covid-19 Omicron di Indonesia yang membedakannya dari penyakit lain. Dipaparkan dalam diskusi daring bertajuk "Super Immunity on Covid-19 : What and How?", Sabtu (22/1/2022).

Erlina berkata gejala-gejala khas Covid-19 Omicron di Indonesia antara lain:

  • Hidung tersumbat atau rinore
  • Batuk
  • Nyeri tenggorokan
  • Tenggorokan gatal

"Jadi gejala klinis yang khas dan terbanyak dari infeksi Omicron ini adalah hidung tersumbat atau rinore, dan gejala khas lainnya adalah batuk, nyeri tenggorok, terutama tenggorokan gatal," kata dia.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 24 Januari 2022: Tambah 2.927 Kasus Baru, Jangan Lengah!

Gejala Covid-19 Omicron di Indonesia lainnya lagi yang cukup sering tapi tidak khas dialami pasien Omicron adalah mudah lelah, sakit kepala, dan nyeri otot. Dengan indikasi gejala-gejala ringan yang hampir menyerupai sakit flu ini, Erlina mengingatkan agar petugas kesehatan lebih memperhatikan lagi perbedaannya.

"Tolong dicermati ini, gejala yang khas (infeksi Omicron). Memang sedikit mirip dengan flu, tapi flu itu jarang loh nyeri tenggorok dan jarang tenggorokan gatal," jelasnya.

"Flu biasanya pilek yang disertai batuk," tambahnya.

Omicron menyerang bronkus

Berdasarkan data laporan CDC dari 43 kasus infeksi Omicron di Amerika Serikat bulan Desember 2021, gejala Covid-19 Omicron yang paling sering dilaporkan adalah sebagai berikut:

  • Batuk, 89%
  • Fatigue (kelelahan), 65%
  • Hidung tersumbat atau rinore, 59%
  • Demam, 38%
  • Mual atau muntah, 22%
  • Sesak napas, 16%
  • Diare, 11%
  • Anosmia atau ageusia, 8%

Gejala Covid-19 Omicron di Indonesia yang mirip flu ini sangat mungkin terjadi karena varian Omicron lebih menyerang bronkus daripada paru-paru. Diungkapkan oleh Erlina, sebuah studi dari HKUMed Hong Kong membandingkan nilai TCID50 di bronkus dan paru akibat infeksi varian Omicron, Delta, atau virus corona varian awal yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China.

Untuk diketahui, TCID50 adalah media tissue culture infectious dose yang menandakan titer atau banyaknya virus di jaringan. Hasil studi itu menunjukkan, untuk di bronkus, varian Omicron memiliki laju infeksi dan replikasi 70 kali lebih tinggi dari varian Delta dan varian awal.

Akan tetapi di paru, laju infeksi dan replikasi varian Omicron 10 kali lebih rendah dari varian awal. "Jadi lebih banyak bereplikasi dan berkembangbiaknya dia (Omicron) hingga keterlibatan peradangannya lebih banyak terjadi di bronkus untuk Omicron dibandingkan varian Delta atau varian dari Wuhan," kata Erlina.

Padahal, bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trachea) sebelum paru-paru. Bagian ini merupakan saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus. Selain sebagai jalur masuk dan keluarnya udara, bronkus juga berfungsi untuk mencegah infeksi. "Inilah kenapa gejala-gejala dari infeksi Omicron itu banyaknya adalah yang berurusan dengan saluran napas," tambah Erlina.

Rekomendasi mencegah lonjakan Covid-19 Omicron di Indonesia

Kompas.com memberitakan, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyoroti lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia seiring dengan penyebaran virus Corona varian Omicron. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI, Erlina Burhan mengatakan, para ahli memprediksi puncak kenaikan kasus Covid-19 Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan Februari hingga Maret 2022.

"Data juga menunjukkan bahwa lebih dari 20% kasus Covid-19 Omicron di Indonesia saat ini adalah kasus penularan lokal," kata Erlina dalam konferensi pers secara virtual, Senin (24/1/2022).

Erlina mengatakan, jika kasus Covid-19 dan Omicron terus meningkat, fasilitas kesehatan yang ada akan kewalahan menampung pasien. Karena itu, ia berharap pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19 secara umum maupun Omicron di Indonesia.

Dalam menyikapi kondisi saat ini, PDPI mendorong dan merekomendasikan tujuh hal untuk mencegah lonjakan Covid-19 Omicron sebagai berikut:

  1. Masyarakat yang layak divaksin menjalani vaksinasi lengkap atau dua dosis di sentra pelayanan vaksinasi.
  2. Seluruh masyarakat harus selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, tidak bepergian jika tidak mendesak (termasuk ke luar negeri).
  3. Semua masyarakat waspada dan mengetahui gejala Covid-19 akibat varian Omicron seperti, batuk kering, nyeri tenggorokan, tenggorokan gatal, merasa lelah, hidung tersumbat, demam, nyeri kepala, muntah, mual, diare, dan sesak napas.
  4. Jika ada yang mengalami gejala seperti yang disebutkan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan terdekat, melakukan isolasi mandiri di rumah. Kemudian, memperketat dan tetap disiplin pada protokol kesehatan, mengonsumsi vitamin, mencukupi kebutuhan gizi, memperbanyak istirahat, dan tidak menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
  5. Setiap individu masyarakat diharapkan mampu menjadi agen edukasi tentang Covid-19 yang sebabkan virus Corona varian Omicron, gejala dan keluhan, cara pencegahan, dan tata cara isolasi mandiri.
  6. Pemerintah agar memaksimalkan aktivitas 3T, segera mengejar target cakupan vaksinasi primer dan booster, serta memetakan dan mempersiapkan tempat-tempat isolasi terpusat.
  7. Masyakat diharapkan tetap waspada, namun tidak panik terhadap Covid-19 akibat varian Omicron.

Itulah gejala ciri khas Covid-19 Omicron di Indonesia serta rekomendasi dokter paru untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 Omicron di Indonesia. Jadi, mari patuhi protokol kesehatan dan segera mendapatkan vaksin untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.

(Ellyvon Pranita, Haryanti Puspa Sari, Haryanti Puspa Sari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×