Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melandainya kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir dinilai tak bisa menjadi acuan situasi pandemi sudah membaik sepenuhnya.
Epidemiolog dari Griffith University di Australia Dicky Budiman mengungkapkan, secara umum mayoritas penderita Covid-19 tidak bergejala sehingga melandainya kasus yang juga dibarengi turunnya penerapan Testing, Tracing, dan Treatment (3T) tidak dapat menjadi acuan yang kuat untuk mengatakan kasus infeksi menurun.
"(Pelaksanaan) 3T hanya kuat ketika terjadi ledakan di Juni lalu, setelah itu melandai," ujar Dicky kepada Kontan, Senin (13/12).
Dicky menambahkan, merujuk pada pemeringkatan yang dilakukan World Health Organization (WHO), Indonesia masih masuk dalam level Community Transmission.
Meskipun sudah jauh membaik namun kondisi ini mengindikasikan kasus yang dilaporkan masih lebih sedikit ketimbang kondisi aktual di masyarakat.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 13 Desember: Tambah 106 kasus baru, terus pakai masker
Masih menurut Dicky, setidaknya 30% penderita Covid-19 berpotensi mengalami long Covid-19. Kondisi ini dinilai akan merugikan jika upaya pencegahan tidak dilakukan dengan baik.
"Testing itu menentukan ada tidaknya pandemi dan memonitor performa pengendalian pandemi dan juga menentukan akhir dari pandemi sehingga ini harus bisa dijaga," jelas Dicky.
Dikonfirmasi terpisah, Satgas Covid-19 memastikan upaya pelaksanaan 3T tetap dilakukan secara menyeluruh baik di pusat maupun daerah.
"Terkait penguatan 3T, pemerintah (melakukannya) melalui target PPKM per level kab/kota. Target per kab/kota telah disampaikan dalam instruksi menteri dalam negeri untuk ditindaklanjuti dengan peraturan daerah setempat," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/12).
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
