Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pandemi Covid-19 kembali ke tingkat yang mengkhawatirkan. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kembali menembus level ribuan per hari akibat infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5. Masyarakat perlu meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan dan mengenali gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5.
Mengutip Kompas.com, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia berpotensi terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. Hingga Rabu, 15 Juni 2022, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia per hari mencapai 1.242.
Diperkirakan, jumlah kasus Covid-19 akan terus naik hingga mencapai puncak kasus harian Covid-19 sebagai akibat penularan subvarian BA.4 dan BA.5 di level 20.000 per hari. Hal ini berdasarkan analisis perbandingan dengan puncak kasus harian akibat penularan varian Delta dan varian Omicron.
"Jadi kalau kita Delta dan omicron puncaknya di 60.000 kasus sehari, kira-kira nanti ya estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari karena kita pernah sampai 60.000 per hari paling tinggi," ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (16/6/2022).
"Jadi kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4 dan BA.5 masuk puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," kata dia.
Baca Juga: Covid-19 Naik Lagi, Menkes Prediksi Omicron BA.4 & BA.5 Bisa Infeksi 20.000 Orang
Namun, Budi mengungkapkan, perlu dilihat fatality rate atau tingkat kematian akibat penularan dua subvarian baru ini. Menurut dia, fatality rate akibat BA.5 dan BA.4 jauh lebih rendah dibandingkan kematian akibat varian Delta dan varian Omicron. "Mungkin 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron, jadi kita percaya bahwa nanti akan ada kenaikan kira-kira maksimalnya mungkin 20.000 per hari gitu," ujar Budi.
"Yakni 1 bulan sesudah diidentifikasi jadi sekitar minggu ketiga, minggu ke-4 Juli dan kemudian nanti akan turun kembali," kata dia.
Mengutip data Satgas Covid-19, kasus baru Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam pada pertengahan Juni 2022 ini. Dimulai hari Senin 13 Juni 2022, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 591 kasus baru.
Lalu pada Selasa 14 Juni 2022, ada tambahan 930 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia. Kemudian pada Rabu (14/6) ada tambahan 1.242 kasus baru corona.
Dengan demikian, total menjadi 6.063.251 kasus positif Covid-19 sejak pandemi corona terjadi di Indonesia pada Maret 2022. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 bertambah 525 orang sehingga menjadi sebanyak 5.900.574 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat positif Covid-19 di Indonesia bertambah 8 orang menjadi sebanyak 156.670 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.007 kasus, bertambah 709 dari sehari sebelumnya.
Lonjakan kasus Covid-19 ini merupakan infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5. Diperkirakan, jumlah kasus Covid-19 akan terus bertambah pada periode mendatang.
Ciri-ciri Omicron BA.4 dan BA.5
Diberitakan Kompas.com, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P., MPH., mengungkapkan secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID di tingkat global.
Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.
“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2. Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya,” kata dr. Syahril.
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini dikabarkan memiliki tingkat kesakitan yang rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Mengutip dari Verywell Health, penelitian awal menunjukkan bahwa versi yang lebih baru mungkin lebih menular dan lebih mungkin menyebabkan infeksi terobosan daripada bentuk Omicron sebelumnya.
Para peneliti sedang bekerja untuk mengungkap karakteristik yang membuat BA.4 dan BA.5 unik. Data awal dari studi laboratorium menunjukkan varian telah berevolusi untuk menyebar lebih mudah, pertahanan kekebalan yang lebih baik, dan membuat orang sakit.
Ketika Omicron pertama kali muncul, tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah , meskipun lebih menular daripada varian Delta. Para peneliti di Tokyo mengatakan versi baru Omicron mungkin lebih mungkin menyebabkan penyakit daripada yang terakhir, menurut sebuah studi pracetak.
Kei Sato, PhD., seorang profesor virologi di Universitas Tokyo dan penulis utama studi tersebut mengatakan dalam tes laboratorium, ketika orang yang tidak divaksinasi pulih dari infeksi BA.1 atau BA.2, mereka tidak memiliki antibodi yang cukup untuk melindungi terhadap BA.4 dan BA.5.
Tim Sato juga menemukan bahwa BA.4 dan BA.5 lebih mudah bereplikasi di sel paru-paru manusia dan menyebabkan penyakit yang lebih parah pada hamster daripada BA.2. Temuan awal ini menunjukkan risiko BA.4 dan BA.5 terhadap kesehatan global. "Berpotensi lebih besar daripada BA.2 asli," tulis peneliti dalam studi.
Berikut ciri-ciri Covid-19 akibat Omicron BA.4 dan BA.5 yang perlu diwaspadai
- Tidak bergejala
- Sakit tenggorokan
- Badan pegal
- Demam
- Batuk
- Sakit kepala
- Badan lemas
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Sesak napas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News