Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Setelah Omicron masuk Indonesia, jumlah kasus Covid-19 meningkat pesat hingga 8 Februari 2022. Ciri-ciri Covid-19 Omicron bukan lagi anosmia atau kehilangan kemampuan mencium bau tapi sakit kepala. Selain itu, ada ciri-ciri lain Covid-19 Omicron.
Satgas Covid-19 melaporkan 37.492 kasus baru infeksi virus corona di Indonesia pada Selasa 8 Februari 2022. Dengan demikian, total ada 4.580.093 kasus positif Covid-19 di Indonesia pada 8 Februari 2022.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada 8 Februari 2022 bertambah 10.708 orang sehingga menjadi sebanyak 4.202.312 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 pada 8 Februari 2022 bertambah 83 orang menjadi sebanyak 144.719 orang.
Jumlah kasus aktif Covid-19 pada 8 Februari 2022 di Indonesia mencapai 233.062 kasus, bertambah 26.701 kasus dibanding sehari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan menyakini kasus Covid-19 yang terjadi saat ini telah didominasi oleh varian Omicron. Masyarakat dihimbau mengenali ciri-ciri Covid-19 Omicron sehingga bisa langsung isolasi dan tes jika mengalaminya.
Laporan medis menunjukkan berbagai gejala yang banyak dikeluhkan pasien Covid-19. Salah satunya adalah gejala neurologis, seperti nyeri atau sakit kepala dan pusing.
Baca Juga: Kasus Covid-19 8 Februari 2022 Melonjak 37.492, Ini Daerah Zona Hijau di Indonesia
Penelitian pun menunjukkan, sebanyak 60 sampai 75 persen pasien yang terkonfirmasi Covid-19 Omicron mengalami ciri-ciri berupa sakit kepala, kepala pusing. Dijelaskan Spesialis Saraf Primaya Hospital Bekasi Utara, dr Sesmi Betris. Sp.S, walaupun sakit kepala bukan gejala utama dari infeksi Covid-19, kondisi tersebut bisa mengindikasikan adanya proses infeksi yang harus diperhatikan.
"Ada beberapa mekanisme di antaranya sekresi protein seperti sitokin proinflamasi dan kemokin yang menjadi salah satu penanda infeksi yang dapat memicu nyeri kepala pada infeksi virus Covid-19," ujar Sesmi kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022).
Dia menambahkan, mekanisme lain yang membuat infeksi Covid-19 menyebabkan kepala pusing, yaitu substansi pirogenik pada demam serta aktivasi beberapa mediator inflamasi, seperti sitokin, glutamat, serta nitrit oksida. "(Mekanisme tersebut) dipercaya menimbulkan nyeri kepala pada infeksi Covid-19," lanjutnya.
"Rata-rata orang bilang (kepala) pusing tapi sebenarnya nyeri kepala, kalau pusing berputar itu seperti vertigo," kata Sesmi.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, ketika seseorang terinfeksi oleh virus yang menyebabkan gangguan saluran pernapasan sering kali merasakan gejala sakit kepala. Gejala sakit kepala atau kepala pusing, katanya, merupakan reaksi peradangan saat tubuh melawan virus. "Biasanya karena varian Omicron lebih banyak menginfeksi saluran pernapasan atas, maka bisa terjadi keluhan-keluhan yang terkait dengan saluran pernapasan atas, misalnya gejala pilek, nyeri tenggorkan, batuk, sakit kepala, dan demam," terang Reisa.
Kendati demikian, baik pada sakit kepala biasa atau sakit kepala atau kepala pusing gejala Covid-19 tidak bisa dipisahkan begitu saja. Artinya, harus ada diagnosis pembanding dengan penyakit lainnya. "Tapi biasanya kalau disertai dengan gejala yang tadi saya sebutkan maka bisa saja ini termasuk gejala Covid-19," sambung dia menjelaskan.
Cara membedakan sakit kepala biasa dengan ciri-ciri Covid-19 Omicron
Lantas, bagaimana membedakan sakit kepala biasa atau kepala pusing dengan sakit kepala Omicron?
Selama flu, sakit kepala bisa datang dan terasa sangat menyiksa. "Nyeri kepala (akibat Omicron) dapat berupa rasa seperti tertekan, berdenyut, atau bisa kombinasi dengan skala nyeri mulai dari ringan sampai berat," kata Sesmi sambil menjelaskan perbedaan sakit kepala biasa dengan gejala Omicron.
Di samping itu, beberapa peneliti mengategorikan kepala pusing dan sakit kepala ciri-ciri Covid-19, meliputi:
- Sakit kepala yang terasa cukup berat
- Sakit kepala atau pusing terjadi pada kedua sisi bukan di satu area kepala saja
- Kepala terasa berdenyut, menekan atau menusuk.
"Biasanya sakit kepala karena Covid berlangsung lebih dari tiga hari. Bisa sampai seminggu, atau bahkan bisa ditemukan sampai berbulan-bulan dia (sakit kepala) menetap bahkan setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 atau kita ketahui sebagai Long Covid," ucap Reisa.
Cara mengatasi sakit kepala ciri-ciri Covid-19
Terkait dengan pengobatan gejala Omicron seperti pusing dan sakit kepala, dr Sesmi berkata, pada umumnya obat anti nyeri yang digunakan adalah golongan non-opioid seperti paracetamol. Selain itu, dokter mungkin akan memberikan obat sakit kepala non-steroid anti inflammatory drugs (NSAIDs), opioid, maupun beberapa adjuvant untuk merangsang respons imun sesuai dengan kondisi nyeri pasien.
Di sisi lain, dokter Reisa menuturkan, Anda dapat mengonsumsi obat over the counter (tanpa resep dokter) ataupun obat analgesik. Akan tetapi, jika rasa kepala pusing dan sakit kepala tidak hilang, harus dikonsultasikan dengan dokter yang menangani. "Harus dibantu dengan banyak beristirahat, cahaya (ruangannya) redup, enggak berisik itu sangat membantu mengurangi sakit kepala dan mempercepat pemulihan diri dari infeksi," ungkap Reisa.
Apabila sakit kepala terasa sangat menyakitkan, Anda bisa mengompres dahi dengan air bersuhu ruangan selama lima sampai 10 menit untuk meredakan gejalanya. Pijatan di kepala juga bisa membuat rileks dan sakit kepala menjadi lebih ringan.
Kemudian, hindari gaya hidup yang memicu atau menjadi penyebab sakit kepala misalnya mengonsumsi makanan tinggi lemak atau minuman berkafein. "Pastikan untuk selalu memantau saturasi oksigen juga tekanan darah, bisa jadi sakit kepala yang dirasakan karena adanya gangguan tensi. Jadi harus lakukan pemantauan pemeriksaan diri setiap hari untuk mengetahui kondisi dan mendapatkan perawatan yang tepat," jelas Reisa.
Itulah ciri-ciri sakit kepala akibat Covid-19 Omicron dan cara membedakan dengan sakit kepala biasa. Mari tetap waspada dan segera isolasi mandiri jika mengalami ciri-ciri sakit Covid-19 Omicron.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepala Pusing dan Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala Omicron, Ini Kata Dokter",
Penulis : Zintan Prihatini
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News