kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 14 Februari 2022 Tambah 36.501, Ini Tanda & Gejala Bahaya Omicron


Selasa, 15 Februari 2022 / 10:23 WIB
Kasus Covid-19 14 Februari 2022 Tambah 36.501, Ini Tanda & Gejala Bahaya Omicron
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 14 Februari 2022 Tambah 36.501, Ini Tanda & Gejala Bahaya Omicron


Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 14 Februari 2022 masih bertambah banyak. Virus corona varian Omicron diperkirakan menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Berikut sejumlah tanda atau gejala yang harus diwaspadai terhadap Covid-19 Omicron.

Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah penambahan harian pada 14 Februari 2022 sebanyak 36.501. Dengan demikian, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia per 14 Februaro 2022 menjadi 4.844.279 kasus positif Corona sejak pengumuman pertama pada Maret 2020.

Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh dari kasus positif Covid-19 hingga 14 Februari 2022 bertambah 13.338 orang sehingga menjadi sebanyak 4.323.101 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus positif Covid-19 hingga 14 Februari 2022 bertambah 145 orang menjadi sebanyak 145.321 orang.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan varian Omicron adalah penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia tahun 2022. Covid-19 Omicron umumnya hanya menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya, yakni Delta.

Namun, masyarakat tetap harus waspada terhadap Covid-19 Omicron karena bisa menimbulkan korban jiwa. Terbukti, pada pada 14 Februari 2022 terhdapat 145 pasien Covid-19 meninggal dunia.

Baca Juga: Kemenkes Buka Lagi Rekrutmen Relawan Covid-19, Cek Syarat dan Gajinya

Tanda bahaya Covid-19 Omicron

Epidemiolog dari Griffith University School of Medicine Dicky Budiman, MDM M.Sc.PH menyampaikan, tanda bahaya yang harus diwaspadai saat positif Covid-19 Omicron adalah apabila mengalami sejumlah gejala klinis seperti demam tinggi lebih dari tiga hari, sesak napas atau napas pendek, saturasi oksigen kurang dari 93 persen, hingga nyeri atau tekanan di dada yang menetap.

Selain itu, tanda bahaya Covid-19 Omicron yang harus diwaspadai adalah kemunculan gejala disorientasi atau kebingungan, tidak mampu bangun, tidak mampu istirahat atau tidur, kekurangan cairan, dan kulit, bibir, atau kuku pucat/biru, juga sebaiknya segera mendapatkan penanganan medis.

Berikut beberapa hal yang harus dilakukan saat terinfeksi varian Omicron, antara lain:

Orang yang telah melakukan vaksinasi

  • Bagi yang telah mendapatkan vaksinasi, dengan hasil positif Covid-19 dan bergejala dapat melakukan isolasi mandiri selama tujuh hari, sementara kasus kontak dapat karantina selama lima hari.
  • Bagi orang yang telah divaksinasi terus pantau gejala demam tinggi dan sulit napas.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, jaga kebugaran, jaga kebutuhan cairan, dan konsumsi obat pereda gejala.
  • Selain itu, konsultasi rutin dengan nakes secara online dan jangan percaya hoaks atau kabar yang tidak benar.

Orang yang belum vaksinasi

  • Sementara itu, pasien terinfeksi Omicron yang belum melakukan vaksinasi dapat membatasi kontak fisik dan segera periksa ke dokter.

Strategi pengendalian Covid-19 Omicron

Dicky mengatakan, bahwa keberhasilan pengendalian pandemi ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, dan kekuatan respons sejak awal yang dilaksanakan dengan konsisten. Menurut dia, seluruh hal tersebut dibangun dengan komunikasi risiko yang baik sehingga didukung oleh semua pihak. “Sebagus apa pun strategi pengendalian pandemi akan gagal atau tidak optimal jika minim dukungan dalam pelaksanaan,” ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Dicky menambahkan, terdapat empat strategi untuk meredam penyebaran varian Omicron, sebagai berikut:

1. Deteksi dini kasus infeksi Deteksi dini kasus infeksi corona dapat dilakukan dengan tes tracing, tracing, dan skrining.

2. Cegah kasus impor Ini dilakukan dengan tes RT-PCR dalam kurun waktu 24 jam sebelum terbang dan saat kedatangan, termasuk RT-PCR ulang ketika melakukan karantina.

3. Meredam penyebaran domestik Mengurangi penyebaran domestik dilakukan dengan tes tracking, tracing, surveilans, dan literasi. Selain itu, dilakukan pemaksimalan kegiatan di luar ruangan, pembatasan aktivitas dan kapasitas, termasuk work from home (WFH).

4. Perkuat perlindungan diri Memperkuat perlindungan diri dilakukan dengan vaksinasi dan booster, masker N95, tes dan karantina jika kontak atau bergajala. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, pola hidup sehat, ventilasi, dan sirkulasi.

Mencegah Covid-19 Omciron

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah terpapar Omicron, seperti vaksinasi, memakai masker tiga lapis atau N95, membatasi mobilitas, dan membatasi kontak fisik.

Selain itu, dapat diprioritaskan kegiatan daring, aktivitas luar ruangan, meningkatkan sirkulasi udara, menambah ventilasi ruangan, dan memanfaatkan pesan antar makanan. Tetap konsumsi makanan gizi seimbang dan minum air yang cukup, menjaga kebugaran, dan menjauhi hoaks.

Itulah tanda dan gejala bahaya yang harus diwaspadai saat positif Covid-19. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×