kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kabar Gembira! Alpukat Efektif Mengelola Gula Darah dan Mengatasi Obesitas


Jumat, 14 Januari 2022 / 18:15 WIB
Kabar Gembira! Alpukat Efektif Mengelola Gula Darah dan Mengatasi Obesitas


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alpukat buah populer dan cukup digemari. Padat nutrisi, alpukat bisa mengatasi diabetes dan obesitas. 

Alpukat banyak dikonsumsi oleh penderita kolesterol. Sebab, alpukat dipercaya bisa menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik. 

Baca Juga: Ingin kolesterol jahat dan gula darah tinggi ambrol? Konsumsi teh berikut ini

Jangan heran, kandungan antuoksidan dan sifat anti-inflamasi dalam buah alpukat yang membuatnya bisa membantu mengelola kolesterol dalam darah. 

Sayangnya, sebagian orang yang menjalankan program diet enggan mengonsumsi alpukat. Alasannya, alpukat mengandung lemak dan kalori tinggi. 

Mengutip dari Food.NDTV, sebuah penelitian menyebutkan alpukat bermanfaat mengelola obesitas dan gula darah penyebab penyakit diabetes. 

Sekedar info, diabetes tipe II merupakan kondisi tubuh yang tidak mampu merespon insulin yang telah diproduksi. Sehingga glukosa tidak terproses dengan baik dan membuat gula darah melonjak. 

Hal tersebut juga membuat tubuh tidak mampu membakar asam lemak (oksidasi) dengan sempurna. Diabetes dan obesitas membuat proses tersebut tidak efektif. 

Hasil penelitian 

Penelitian pertama yang dipimpin oleh Prof. Paul Spagnuolo mengatakan bahwa alpukat mengandung molekul lemak avocatin B yang berperan untuk membatasi proses seluler penyebab diabetes. 

Senyawa tersebut bisa melawan oksidasi tidak sempurna pada otot rangka dan pankreas untuk mengurangi resistensi insulin. Penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Molecular Nutrition and Food Research.

Dalam sebuah studi, para peneliti memberi makan tikus dengan diet tinggi lemak selama delapan minggu untuk menginduksi obesitas dan resistensi insulin. 

Dalam waktu lima minggu berikutnya, para peneliti menambahkan AvoB ke setengah dari diet tinggi lemak tikus. 

Hasilnya, tikus yang mengonsumsi AvoB memiliki berat badan yang jauh lebih rendah daripada tikus yang berada di kelompok kontrol. 

"Tikus yang diobati menunjukkan sensitivitas insulin yang lebih besar, artinya tubuh mereka mampu menyerap dan membakar glukosa darah serta meningkatkan respon terhadap insulin," kata Prof Paul Spagnuolo. 

Dalam penelitian lainnya dengan partisipan manusia, AvoB diberikan sebagai suplemen makanan dalam diet khas barat. Penelitian U of G melakukan pengujian keamanan pada manusia dan menemukan bahwa senyawa tersebut diserap dalam darah tanpa efek negatif pada ginjal, hati, atau otot juga memperhatikan penurunan berat badan. 

Baca Juga: Memiliki sifat anti-obesitas, ini cara konsumsi kunyit untuk menurunkan berat badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×